Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gocekan Licik Pengaturan Skor

18 Januari 2019   08:56 Diperbarui: 18 Januari 2019   09:56 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar :panditfootball.com


Mengulas perihal olahraga paling populer di muka bumi, sepakbola, tidak akan pernah ada habisnya. Ajang adu skill, pertunjukan seni men-dribble bola, insiden antar pemain, hingga kontroversi keputusan wasit. 

Aksi-aksi kontroversial para pemain seperti gol tangan tuhan Diego Maradona, gocekan yahud cruyff turn dari Johan Cruyff, atau tendangan gledeknya Roberto Carlos adalah sekilas dari begitu banyaknya tontonan di lapangan hijau. 

Akan tetapi, sepakbola lebih dari sekedar urusan di atas lapangan saja. Ia sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari bisnis. Para pemain bergaji selangit, harga transfer yang membuat kita geleng-geleng kepala, hingga nilai kekayaan klub yang berjuta-juta dolar membuat sepakbola sebagai komoditi yang sangat memikat banyak kalangan. 

Sepakbola memiliki kekuatan untuk manarik minat masa dalam jumlah besar, dan memiliki prospek luar biasa dalam pengembangan bisnis.  Terbukti dengan "bantuan" sepakbola sosok seperti Silvio Berlusconi berhasil menduduki posisi sebagai Perdana Menteri Italia setelah beberapa waktu memberikan sumbangsih kejayaan bagi klub AC Milan.

Juga perusahaan-perusahaan besar dunia seperti Fly Emirates, Cevrolet, Jeep, dan lain-lain berlomba-lomba untuk beriklan melalui jersey klub sepakbola ternama. Bahkan beberapa tahun terakhir klub-klub di Indonesia juga bertransformasi menjadi sebuah unit usaha yang tidak lagi mengandalkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) untuk menjalankan operasional sebuah klub. Saat ini, sepakbola telah bertumbuh kembang menjadi ladang bisnis yang sangat menggiurkan bagi banyak orang.

Seiring meningkatnya daya pikat sepakbola dalam dunia bisnis, semakin banyak pula orang-orang yang ingin merengkuh keuntungan darinya. Sayangnya, tidak sedikit orang-orang rakus yang ikut menaruh minat disana yang berujung pada mengemukanya kasus-kasus kriminal seperti korupsi FIFA ataupun pengaturan skor pertandingan. 

Menurut hemat saya pribadi, kasus pengaturan skor ini bisa dikatakan sebagai kasus paling memalukan dalam dunia sepakbola. Inilah kejahatan yang benar-benar menghilangkan nilai-nilai sportivitas yang begitu dijunjung tinggi, inilah kejahatan yang mencederai keindahan sepakbola. 

Bagaimanapun juga sepakbola memiliki nilai lebih daripada olahraga yang lain. Mengutip perkataan dari Firman Utina, mantan pemain timnas sepakbola Indonesia, "Yang dapat menyatukan Indonesia ada dua. Pertama, gempa (bencana). Kedua, sepakbola." Begitu besarnya kekuatan sepakbola sehingga membuat banyak orang tergerak untuk menikmati euforianya atau ikut tertunduk lesu merasakan kekalahan timnya. 

Emosi ribuan dan bahkan jutaan orang bisa terhubung untuk satu kecintaan yang sama dalam satu waktu. Perasaan harap-harap cemas, semangat yang menggebu-gebu, nyanyian yang terdengar diseluruh penjuru stadion menjadi ungkapan emosi yang luar biasa. 

Bayangkan hal yang begitu luar biasa ini harus dirusak oleh segelintir orang yang begitu egois dan arogan akan kepentingan dirinya sendiri melalui pengaturan skor pertandingan yang mereka lakukan. Apa yang dirasakan oleh jutaan pendukung sebuah tim sepakbola tatkala mereka tahu bahwa tim yang mereka cintai ternyata kalah dengan cara yang licik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun