Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sengatan Momen Menuju Perubahan Luar Biasa

12 Januari 2019   11:52 Diperbarui: 12 Januari 2019   12:08 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://ec.europa.eu

Sebuah momen atau peristiwan istimewa yang terjadi dalam hidup seseorang seringkali menjadi titik balik suatu perubahan. Bahkan banyak sekali peristiwa bersejarah dimasa lalu yang sengaja dikenang melalui pemberlakuan tanggal merah hari libur nasional. Momen tahun baru 1 Januari, momen tahun baru Imlek, momen tahun baru saka,  peristiwa Isra' Mi'raj, Wafat Isa Al-Masih, Hari Buruh Internasional, Hari Raya Idhul Fitri, Hari Raya Idhul Adha, Hari Lahir Pancasila, serta masih banyak lagi yang lainnya. 

Ada begitu banyak momen yang dikenang secara nasional bahkan internasional, yang tentunya dibalik keberadaan momen tersebut ada suatu harapan tentang dipahaminya nilai-nilai positif yang melekat dalam setiap peristiwa bersejarah itu. Momen inipun sebenarnya tidak hanya ada dalam konteks umum seperti yang saya utarakan tadi. 

Bahkan setiap pribadi pun bisa memiliki momennya masing-masing. Momen ulang tahun, momen kelulusan, wisuda, hari pertama diterima kerja, dan masih banyak lagi yang lain. Hanya saja tidak setiap orang benar-benar memberikan atensi khusus terhadap momen-momen yang terjadi di kehidupannya. Padahal jika diperhatikan lebih jauh, sebuah momen seringkali menjadi titik awal perubahan yang luar biasa dari seseorang. Perubahan yang terkadang menjadikan seseorang sangat jauh berbeda daripada sebelumnya.

Ada begitu banyak hal yang terjadi dalam hidup setiap orang. Lebih banyak lagi rangkaian peristiwa dan kejadian yang pernah dialami oleh masing-masing orang. Namun mengapa kita hanya bisa benar-benar mengingat sebagian saja dari semua peristiwa yang kita alami itu? Mengapa hanya sebagian peristiwa saja yang memberikan "efek kejut" luar biasa bagi seseorang? 

Ada begitu banyak aksi individu yang begitu luar biasa dari legenda sepakbola Diego Maradona, tapi mengapa yang paling dikenang hanyalah tentang gol tangan tuhannya? Ada begitu banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam keterbatasan, mengapa ketika terjadi bencana kita baru tergerak untuk memberikan uluran tangan? 

Ada begitu banyak hari dalam 5 tahun periode jabatan seorang presiden, namun mengapa hanya menjelang masa pemilihan umum baru melakukan kunjungan ke masyarakat kecil di pelosok-pelosok? Kita seringkali tergerak hanya ketika sebuah momen "istimewa" datang.

Untuk bisa membuat tindakan yang lebih dari biasanya, kita ternyata membutuhkan momen khusus. Momen yang bisa memberikan sengatan penggugah kesadaran. Seolah-olah kita ini tertidur dalam hari-hari yang kita lalui setiap hari. Ketika semuanya berjalan dengan lancar, tenang, dan landai. 

Zona yang begitu nyaman tengah tercipta, dan hal ini sebenarnya adalah alarm yang memerlukan perhatian kita. Mengapa harus menunggu adanya kesulitan dulu kita baru tergerak untuk berbuat lebih? Jawabannya adalah karena diri kita perlu stimulus yang mampu menggugah kesadaran diri, kreativitas, dan memunculkan potensi luar biasa yang kita miliki. 

Saya pernah menyaksikan sebuah perisitiwa ketika salah seorang teman SMP (Sekolah Menengah Pertama) dulu membuat sebuah kesalahan konyol disalah satu mata pelajaran sekolah. Ia memberikan gambar yang lucu pada nilai 0 (nol) yang diperoleh salah seorang teman lainnya pada ujian Matematika. Kebetulan, pengecekan hasil ujian dilakukan oleh sesama teman satu kelas dengan panduan dari guru pengajar kami. 

Ketika proses penilaian dilakukan sangatlah wajar ketika ditemukan beberapa teman yang memiliki nilai bagus, sedang, dan buruk. Pada saat itu ada salah seorang teman yang mendapatkan nilai nol untuk ujiannya, dan teman saya yang iseng tersebut justru menambahkan gambar mata, hidung, dan mulut pada nilai nol yang ada. Dan pada saat guru pengajar kami mengetahui hal itu, sontak ia marah dan menampar pipi teman saya itu.  

Peristiwa kecil ini mungkin merupakan teguran langsung dari guru kepada teman saya waktu itu, pun merupakan teguran tidak langsung bagi kami satu kelas. Sekitar 2 tahun berselang dari peristiwa "unik" itu, saya mendapatinya berhasil mengikuti even olimpiade Matematika Nasional. Padahal saya ingat sekali dulu ketika masih menjadi rekan satu kelas, ia hanya memiliki kemampuan yang biasa-biasa saja dalam pelajaran Matematika. Sebuah momen yang teman saya alami bersama guru kami itu ternyata memiliki efek yang begitu luar biasa dalam merubah dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun