NAMA : AGATHA FRISCA ROSELINE
NIM : 43221010006
NAMA KAMPUS : UNIVERSITAS MERCU BUANA
NAMA DOSEN : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Sebagai orang Jawa, wajar jika memiliki keinginan untuk melestarikan adat dan budaya luhur yang diturunkan dari nenek moyang kita. Dengan berbagai produk budaya yang berkembang, masyarakat Jawa telah banyak menghasilkan dalam bentuk pengetahuan tentang kehidupan dan bagaimana orang Jawa memaknai dunia dan makna hidup.
Masyarakat Jawa menghasilkan berbagai produk budaya. Salah satunya adalah dengan memaknai fenomena kehidupan yang diproyeksikan dalam bentuk simbol-simbol yang membawa makna filosofis. Seharusnya tidak mengherankan bahwa pengetahuan filosofis ini akhirnya menemukan jalannya ke masyarakat dan menjadi bagian dari sistem kepercayaan.
Fenomena makna yang mengacu pada siklus kehidupan manusia, salah satunya berkaitan dengan proses kelahiran manusia. Berbagai keyakinan terkait keharmonisan antara kehidupan manusia dan alam telah menjadi praktik yang sedikit diketahui oleh generasi muda saat ini.
“Kakang Kawah Adi Ari-ari” adalah kepercayaan orang Jawa bahwa seseorang dilahirkan dengan dua saudara kandung. Yang lahir pertama disebut kawah, yang merupakan bahasa Indonesia untuk cairan ketuban, dan yang lahir setelahnya disebut ari-ari, dalam bahasa Indonesia disebut plasenta. Orang Jawa menyebutnya “Sedulur Papat”.
Filosofi Sedulur Papat Lima Pancer merupakan falsafah Jawa Kuno yang memiliki makna spiritual yang sangat dalam. Lima elemen dasar filosofi ini berbicara tentang kelahiran manusia (bayi) yang tidak dapat dipisahkan dari empat alter ego yang menyertainya.
Reproduksi diartikan dalam sebagai Sedulur atau saudara yang tidak terlihat yang menemani kehidupan seseorang sejak lahir sampai mati.