Mohon tunggu...
AgapitusHendry
AgapitusHendry Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Transplantasi Stem Sel? Setujukah?

24 Agustus 2018   19:04 Diperbarui: 24 Agustus 2018   19:58 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

            Pengobatan dengan cara Stem Cell dapat dilakukan dengan cara transplantasi. Untuk dapat melakukan transplantasi Stem Cell tersebut ada 3 cara transplantasi yang dapat dilakukan. 3 Cara tersebut diutarakan oleh dr. Yudi Her Oktaviano sebagai dokter pembuluh darah dan dokter jantung.

            3 Cara transplantasi tersebut adalah :

  • Alogenik   : Cara transplantasi Stem Cell yang pertama ini dapat dilakukan dengan mentransplantasi Stem Cell dari orang -- orang yang memiliki hubungan kekerabatan ( keluarga, orang tua, saudara ) maupun dari orang -- orang yang tidak memiliki hubungan kekerabatan apapun ( teman, tetangga, relasi ).
  • Autologous   : Cara transplantasi Stem Cell yang kedua ini dapat dilakukan dengan sumber transplantasi Stem Cell dari diri sendiri.
  • Syngeneic   : Cara transplantasi Stem Cell yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mentransplantasi Stem Cell yang bersumber dari Stem Cell saudara kembar identik.

Ada 3 bagian -- bagian dari tubuh manusia yang mampu menghasilkan Stem Cell, bagian tersebut adalah sumsum tulang, darah tepi, dan darah tali pusat. Dari 3 bagian tubuh tersebut, bagian yang paling aman untuk transplantasi adalah bagian darah tali pusat. Bagian dara tali pusat dikatakan paling aman karena untuk mengambil bagian tersebut hanya dapat sewaktu bayi dilahirkan. Cara pengambilannya hanya dapat dilakukan oleh dokter kandungan dan bank tali pusat tersebut.

Untuk melakukan transplantasi tersebut, tidak semena -- mena mudah dan terdapat banyak kendala yang akan dihadapi. Ada setidaknya 3 kendala yang akan dihadapi bila akan melakukan transplantasi Stem Cell, kendala yang pertama adalah kendala biaya. Umumnya untuk melakukan transplantasi Stem Cell tersebut dapat menggocek uang hingga sebesar 200 juta atau lebih. Kendala yang kedua adalah adanya potensi untuk penolakan sel oleh tubuh pasien, meskipun risikonya kecil. Risiko paling sedikit yaitu 1 persen penolakan, akan terjadi ketika Stem Cell diperoleh dari seseorang yang memiliki hubungan kekerabatan ( keluarga, saudara, oran tua ). Risiko penolakan 3 -- 5 persen terjadi ketika Stem Cell diperoleh dari seseorang yang tidak memiliki hubungan kekerabatan ( relasi, teman ).

Apakah transplantasi ini tidak akan menimbulkan dampak atau akan menimbulkan berisiko ?

            Risiko, efek samping, dan komplikasi sangat memungkinkan terjadi, meskipun ada yang berdampak ringan maupun hingga berdampak fatal pula. Risiko -- risiko tersebut adalah :

  • Katarak
  • Stem Cell organik yang berkembang secara tidak teratur
  • Infertilitas
  • Kanker
  • GVHD (Graft Versus Host Disease)
  • Kematian
  • Kegagalan transplantasi
  • Infeksi

Berdasarkan pendapat dr. Yvonne, seorang hematologis dari Singapura, risiko GVHD (Graft Versus Host Disease) terjadi ketika sel Stem Cell diserang oleh sel tubuh penerima. Umumnya, GVHD (Graft Versus Host Disease) akan terjadi bila pendonoran Stem Cell tidak 100 persen cocok. Meskipun tidak 100 persen cocok, transplantasi tetap dapat terjadi dengan tingkat kecocokan 80 persen. Selain itu, GVHD (Graft Versus Host Disease) juga terjadi pada pasien yang tua. Apabila GVHD (Graft Versus Host Disease) ini tidak dikontrol, maka dapat berkembang menjadi lebih serius dan dapat membahayakan nyawa pasien.

Bagaimana Pengambilan Stem Cell Melalui Plasenta ?

            Prosedur transplantasi Stem Cell memang memiliki berbagai manfaat dan risiko yang akan terjadi, lantas bagaimana mengenai transplantasi Stem Cell melalui plasenta bayi ? Prosedur transplantasi ini memiliki berbagai risiko, salah satu risikonya adalah dapat meningkatkan risiko kematian pada kedua pihak, yaitu pada anak dan ibu. Selain itu, risiko yang dapat diakibatkan adalah kecacatan pada anak.

            Prosedur ini memang berisiko karena prosedur akan dilakukan dengan mengambil darah dari plasenta yang akan dilakukan tepat setelah bayi dilahirkan. Pertama -- tama tali pusat dari bayi akan diikat dengan klem, dengan tujuan agar darah dari bayi dapat berkumpul kemudian disedot dan disimpan. Penyimpanan darah ini harus dalam keadaan beku agar dapat digunakan kembali sewaktu -waktu. Meskipun begitu, cara ini masih dianggap terlalu cepat sehingga darah yang seharusnya dialirkan ke tubuh bayi menjadi berkurang. Di dalam darah tersebut terdapat oksigen dan nutrisi, sehinnga dapat membuat bayi menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi dan mengakibatkan bayi tersebut mengalami kecacatan ataupun kematian.

            Pengaruh lain terdapat pada bidan. Bidan -- bidan yang bertugas mengurus kondisi sang ibu dan bayi dapat teralihkan oleh pengambilan darah plasenta. Bidan tersebut fokusnya terbagi dengan mengambil darah plasenta, sedangakan fokus mereka pada pernapasan ibu dan bayi menjadi terbagi yang dapat mengakibatkan pendarahan maupun sesak napas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun