Mohon tunggu...
Haftar
Haftar Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Swasta, penikmat logika jernih, visioner

Saya seorang guru yang dilahirkan di pinggir sebuah teluk yang indah yang bernama TAPAKTUAN yang terletak dibibir pantai Samudera Hindia di Kabupaten Aceh Selatan,Aceh. Sejak kecil menekuni dunia seni teater, melukis dan musik. ternyata setelah saya beranjak dewasa hobi tersebut bermanfaat bagi murid-murid. Maka rutinitas saya selain sebagai guru juga berjualan secara kecil-kecilan membantu usaha istri dan melatih anak-anak lomba bercerita, kaligrafi, melukis,pidato dan menyanyi Juga mengembangkan kreativitas seni saya berupa menulis buku, FB dan merangkai bunga dari tempurung kelapa. . Saya juga selama kuliah di IKIP Medan 1990-1996 saya aktif sebagai pengelola penerbitan kampus "Kreatif IKIP Medan" dan diorganisasi HMI Cabang Medan. Menulis opini di SKH WASPADA Medan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Belajar pada Masyarakat Aceh dalam Menghadapi Wabah Covid-19

18 Juli 2020   13:07 Diperbarui: 18 Juli 2020   13:24 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut hemat penulis yang patut digali lagi diantaranya adalah apakah ada pengaruh  pola makan masyarakat dengan tingkat kekebalan tubuh melawan  virus yang mematikan tersebut.

Sebab ada satu pola makan masyarakat Aceh yang menurut hemat penulis yang berbeda dengan masyarakat lain di tanah air. Dimana dalam pola makan masyarakat Aceh yang telah menjadi tradisi sejak zaman dulu sampai sekarang adalah bahwa  mereka terbiasa dalam setiap menu masakannya tidak terlepas dengan asam sunti. 

Asam sunti ini merupakan bumbu  penyedap masakan yang berasal dari belimbing wulung yang dijemur hingga  kering. Sehingga mereka sangat yakin bahwa dengan mengkonsumsi asam sunti, mereka tidak terlular dengan berbagai penyakit.

Sebab asam sunti  telah dipergunakan masyarakat Aceh sebagai bumbu masakan,sejak masa perang dulu.  Makanya dalam sejarah peperangannya, masyarakat Aceh  dapat bertahan dalam jangka waktu lama di dalam hutan. Karena mereka cukup memakan asam sunti sebagai sambal pengganti lauknya. 

Mudah-mudahan kebiasaan nekad masyarakat Aceh ini dapat menjadi obat penangkal virus corona. Daripada kalung kayu yang belum tentu terbukti khasiatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun