Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lintai

12 Januari 2011   15:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:40 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lintai namanya.

Ia biasa bermain di bawah pohon beringin.

Ayunan kayu yang dibuatkan mendiang pamannya masih selalu ia rawat.

Beberapa kali tali serabut kelapanya ia ganti dan ia sambung.

Pernah suatu ketika ia mengikatnya dengan renda roknya.

Ia pernah diceritakan untuk menulis namanya di balok kayu ayunannya itu,


agar ia bisa kembali melihatnya jika sudah dewasa.

Lintai tak pandai bersolek.

Ia hanya mudah tersenyum.

Itulah juga yang menjadikannya bidadari dari balik lensa kacamata pemuda tampan itu.


Lintai tak pandai menari.

Ia hanya anggun berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun