Mohon tunggu...
Afrizah Maulina
Afrizah Maulina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika, memiliki hobi menulis serta berkepribadian mandiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aktivisme Digital Bagi Gen Z dalam Memimpin Gerakan Sosial di Era Digital

26 Mei 2024   21:01 Diperbarui: 26 Mei 2024   21:36 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aktivisme digital untuk generasi zoomers (Gen Z) dalam memimpin gerakan sosial di era digital memiliki beberapa implikasi yang signifikan. Gen Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, telah tumbuh di era digital, sehingga mereka lebih familiar dan akrab dengan teknologi digital.

Aktivisme digital ialah tindakan aksi secara online yang memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana untuk respon suatu perkara isu dalam mencapai tujuan gerakan sosial yang ada. Bentuk dalam aktivisme digital ialah menggunakan internet atau media digital sebagai platform utama untuk mobilisasi massa dan untuk suatu aksi. Aktivisme digital juga dapat dipahami sebagai usaha-usaha untuk menciptakan perubahan sosial dalam masyarakat dengan menggunakan perangkat internet atau teknologi digital.

Seiring dengan berkembangnya zaman suatu teknologi digital juga semakin marak atau intens. Aktivisme digital dapat didefinisikan hanya pada ruang lingkup tertentu seperti masalah-masalah aktual yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, seperti privasi, blokir, sensor, hak cipta, dan lain sebagainya.

Aksesibilitas menampilkan faktor-faktor ketersediaan infrastruktur digital serta kesiapan masyarakat dalam menerima praktik aktivisme. Visibilitas dan popularitas membutuhkan adaptasi sehingga aktivisme dapat menjadi "terlihat" dan "populer" untuk audiens yang tepat tanpa kehilangan esensi dan substansi aktivisme.

Dengan keberanian dan antusiasme yang tak tertahankan, mereka dapat menggunakan platform online untuk mengumpulkan dukungan, menyebarkan informasi, dan memobilisasi massa dengan cepat dan efektif. Dengan kemampuan ini, gen Z dapat menjadi agen perubahan yang kuat dalam perjuangan untuk hak dan keadilan bagi berbagai kelompok masyarakat. Meskipun menghadapi risiko siber, gen Z terus berjuang dan berinovasi untuk memenuhi tantangan tersebut untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif. Mereka juga dapat menggunakan media sosial untuk mengatur protes dan kampanye online yang dapat menarik perhatian publik yang luas.

Melalui platform digital atau kampanye online yang kreatif dan inovatif, mereka berhasil menarik perhatian dunia dan menciptakan perubahan yang signifikan. Dengan tekad yang kuat, gen Z membuktikan bahwa kekuatan teknologi dapat digunakan sebagai kebaikan dan berjuang untuk nilai-nilai manusia. Melalui perjuangan mereka, dapat menunjukkan betapa pentingnya generasi muda dalam membentuk arah perubahan menuju masa depan yang lebih cerah.


Selain itu, gen Z juga harus mempertimbangkan bagaimana mereka dapat mengintegrasikan teknologi digital dengan faktor kondisi sosial dan budaya serta konteks sejarah aktivisme dan berbagai gerakan sosial yang muncul, berkembang, dan menyebar di masyarakat. Namun, perlu diingat bahwa aktivisme digital juga memiliki risiko dan tantangan, seperti privasi dan keamanan online, dan bagaimana menggunakan teknologi digital untuk mempengaruhi perubahan sosial dan kebijakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun