Mohon tunggu...
afri meldam
afri meldam Mohon Tunggu... Freelancer - penyuka jengkol, ikan segar, dan rempah

Lahir di sebuah desa kecil di pedalaman Sumatra. Menghabiskan masa kanak-kanak dengan mandi di sungai dan bermain lumpur di sawah. Mempunyai ikatan dengan ikan-ikan. Kini tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hal-hal Menarik dari Myong-dong Seoul

17 September 2019   19:41 Diperbarui: 17 September 2019   20:24 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Mengitari kawasan Myong-dong di Seoul, Korea Selatan pada suatu sore di musim dingin setelah beristirahat hanya beberapa jam pasca penerbangan malam dari Jakarta, saya merasa menjadi makhluk paling buluk di muka bumi. 

Lihatlah orang-orang di sini, mereka yang berlalu lalang menenteng tas belanjaan atau sekadar cuci mata di sepanjang area pertokoan di Myong-dong: betapa kemudaan seolah kekal di wajah mereka.

Myong-dong terasa begitu hidup pada sore hingga menjelang malam. Deretan toko pakaian, kosmetik dan aksesoris dipenuhi oleh para pengunjung, yang sebagian besar adalah anak muda. 

Para SPG dan SPB dengan tampilan yang memikat mata berdiri di depan toko, menawarkan berbagai paket belanja. Ini memang merupakan salah satu surga belanja di Seoul, terutama bagi kaum hawa yang mengincar produk-produk kecantikan asli Korea.

Berbicara tentang kecantikan, di Korea sendiri topik ini tentu tidak lagi menjadi domain perempuan semata. Lelaki di negeri ini juga terkenal suka bersolek. Selain bisnis operasi plastik yang menjamur, produk-produk perawatan wajah khusus pria juga marak dijual di pasaran. 

Pilihannya pun tidak lagi terbatas pada sampo dan sabun cuci muka saja, namun sudah merambah ke berbagai macam produk perawatan dari kepala hingga ujung kaki. 

Menjadi klimis adalah sebuah keharusan di dunia yang semakin berpusat ke layar telepon pintar seperti saat ini. Karena begitu sadar dengan hal tersebut, oppa-oppa Korea dengan tampilan flawless pun menjadi idola di mana-mana. 

Di Seoul, tentu saja tak semua orang yang Anda temui memiliki wajah seperti yang ditampilkan di film-film. Orang-orang biasa dengan tampilan dan dandanan yang biasa-biasa saja juga berseliweran di mana-mana. Namun, fakta bahwa anak-anak muda di Korea memiliki perhatian yang sangat besar terhadap penampilan fisik memang tak bisa dibantah. 

Begitu juga dengan pria-pria muda mereka yang sangat metroseksual. Di kawasan Myong-dong, pria dengan polesan bedak yang sangat kentara cukup banyak terlihat. Pemandangan yang membuat muka pedalaman Sumatra saya terasa jadi semakin klasik dan pantas dipajang di salah satu sudut Smithsonian National Museum of Natural History. 

Korea Selatan termasuk salah satu negara yang berhasil mendongkrak industri pariwisatanya lewat sihir dunia hiburan. K-Pop yang mewujud dalam drama anak muda dan boyband (yang kemudian diikuti oleh serbuan makanan Korea) telah ikut serta menjadi 'duta' negeri ginseng dalam melakukan infiltrasi budaya ke hampir seluruh pelosok dunia. 

Di Indonesia sendiri, penggemar K-Pop berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak belasan tahun hingga ibu-ibu peserta arisan. Oppa dan ciwi-ciwi Korea yang unyu-unyu ini tidak hanya digandrungi oleh para wanita, namun juga dipuja oleh sebagian pria.

Jika praktek operasi plastik untuk menyempurnakan bentuk wajah dan tubuh yang kian merajalela di Korea bukanlah sesuatu yang bisa membuat Anda berdecak kagum, mungkin semangat para personel girlband dan boyband mereka yang berlatih lumayan lama sebelum naik panggung bisa diacungi jempol. Konon, masa pelatihan mereka bisa mencapai 16 bulan. 

Tidak hanya vokal dan gerakan dance, mereka juga dilatih untuk berbicara di depan publik, menjadi MC, dan diajarkan bahasa asing. Bahkan ada agensi yang katanya tidak memperbolehkan anak didiknya untuk memakai ponsel selama masa pelatihan. 

Perjuangan yang sangat berat tentunya, apalagi bagi mereka yang berada dalam rentang usia belasan tahun. Namun, semua itu terbayar begitu akhirnya mereka mulai manggung dan merilis album.

Di balik kekinclongan wajah dan koreografi mereka yang lumayan ribet, anak-anak muda di Korea mengajarkan kita satu hal: bahwa untuk menguasai panggung dunia, penampilan fisik saja tidaklah cukup. Kerja keras, tekad yang kuat dan konsistensi untuk terus memperbaiki diri adalah kunci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun