Akhir cerita menggambarkan bagaimana Amira dan Barra membangun keluarga harmonis, merawat Sarah Aisyah sebagai keluarga baru, serta menjaga cinta yang tumbuh berlandaskan nilai taat dan spiritualitas. Amel, walau mengalami kekecewaan, tetap bersikap dewasa dan memberikan restu yang mencerminkan kedewasaannya sebagai seorang muslimah. Sikap saling menghargai tadi mengirimkan pesan bahwa cinta Islami adalah cinta yang tidak memonopoli, tetapi memberi ruang merdeka bagi semua pihak.
Novel ini sangat tepat untuk kalangan milenial dan generasi Z yang mencari bacaan yang relevan dengan persoalan hari ini---kehilangan, depresi, keluarga yang tidak harmonis, dan pencarian jati diri. Pembaca dapat mengambil pelajaran bahwa setelah luka terdalam, akan datang pagi penuh harapan jika kita berserah pada hikmah dan doa.
Secara keseluruhan, Assalamu'alaikum Baitullah menegaskan posisi Asma Nadia sebagai salah satu penulis best-selling genre Islami yang berhasil mengemas narasi berkelas, emosional, dan religius dalam satu karya. Di tangan Asma Nadia, novel ini akan menjadi inspirasi bagi setiap pembaca untuk menyelami kasih Allah, kekuatan doa, serta keindahan spiritual yang mengantar tiap insan ke kehidupan penuh berkat.
Jadi, kalau kamu sedang mencari bacaan yang bikin hati hangat, menguras air mata, tapi juga menumbuhkan harapan dan iman---Assalamu'alaikum Baitullah adalah jawabannya. Siap-siap jatuh cinta, tersentuh, dan termotivasi untuk bangkit... karena setiap luka akan digantikan Allah dengan cahaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI