Mohon tunggu...
Afni Handayani
Afni Handayani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Muhammadiyah Cirebon

Pembelajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenyataan Pahit seperti Bayang-Bayang

27 November 2021   17:32 Diperbarui: 27 November 2021   17:36 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abstract photo created by freepik - www.freepik.com

Dalam perjalanan hidup ini, seberapa siap kita sebagai manusia menerima kenyataan. Seberapa siap kita sebagai individu menerima kecewa. Awal dari kekecewaan adalah karena ketidaksiapan tentang menghadapi kenyataan. 

Menyadarkan diri bahwa dalam perjalanan kita sebagai manusia ada yang namanya kenyataan pahit dalam hidup (hard truth). Tidak semua hard truth hadir dari kegagalan, kekecewaan, kehilangan, tapi bahkan justru dari sebuah kebenaran kenyataan pahit itu datang. 

Kesadaran untuk kita menerimaan kenyataan itulah yang menjadikan diri lebih siap akan kecewa, lebih siap akan sakit, dan lebih siap akan sesak. Memaknai dan mengingat bahwa dunia tidak melulu mau ikut dengan harapan kita sebagai manusia, bahwa dunia tidak selalu se-ideal dengan apa yang kita inginkan. 

Tidak ada yang lebih bertanggung jawab terhadap respon pahit dari kenyataan selain diri kita sendiri, tidak ada yang bisa membantu diri kita untuk siap bangkit selain diri kita sendiri. Mari kita merenung, sudah siapkah kita mengambil tanggung jawab untuk mengenali hard truth dan meningkatkan diri hari demi hari?. Perenungan ini akan membawa kita dalam kehidupan yang penuh dengan hal baik dan hal buruk, sehingga kita sudah bisa dengan sadar bahwa apa yang kita lakukan tidak perlu mengharap balasan. 

Bagi saya pribadi, mengenali hard truth adalah bagian dari kebahagiaan tersendiri, karena menurut saya dengan mengenalinya saya lebih awareness dengan hal buruk yang akan terjadi. Dalam titik ini membuat saya menyadari bahwa kehidupan ada bukan untuk mengontrol saya sebagai manusia, tapi sebaliknya bahwa saya yang akan mengendalikan hidup saya. Hadir utuh bersama diri sendiri membuat saya bisa memilih untuk menjadi diri sendiri, sehingga bisa bangkit dan menikmati hidup ini. 

Segala kedukaan, kehilangan, kekecewaan, kesedihan, membutuhkan kekuatan dalam diri untuk bisa berdiri dan berani dalam menghadapinya. Tidak luput juga dalam kebahagiaan, kesukacitaan, kegembiraan, sama-sama membutuhkan kesadaran dan kekuatan bahwa semuanya ada akkhirnya. 

Semoga saya, anda, kita semua bisa terus belajar memahami dan mengenal tentang kenyataan pahit dalam hidup yang ada seperti bayang-bayang, tidak mengenal ruang dan waktu mengikuti dimanapun dan kapanpun. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun