Mohon tunggu...
Afif Fajar Zakariya
Afif Fajar Zakariya Mohon Tunggu... Arsitek - Environment Architecture and Movie enthusiast

Blog: ubahlahdunia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Malang Overloaded! Kota Cerdas? Jauh

25 Mei 2015   23:55 Diperbarui: 4 April 2017   18:31 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Malang, kota cantik yang menjadi tempat kelahiran saya ini memiliki tiga cita-cita pokok yang disebut Tri Bina Cita, yaitu Malang sebagai kota pendidikan, kota industri dan kota pariwisata. Malang disebut kota pendidikan karena kuantitas dan kualitas sekolah ataupun perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang bisa dibilang sangat tinggi.  Kota yang terkenal akan biaya hidup yang murah dan lingkungan sekitar yang asri, serta kehidupan sosial yang juga adem ayem membuat para pelajar maupun pendatang dari berbagai penjuru Indonesia merasa nyaman untuk belajar, berbisnis dan tinggal di sini. Ya, “Malang Welcoming City” adalah image yang sangat cocok untuk kota Malang karena Malang beserta masyarakatnya menerima siapa saja dan mempersilahkan kepada semua orang untuk berwisata, berinvestasi dan menempuh pendidikan di kota ini.

Ingatan saya tentang kota Malang saat saya masih kecil adalah kota ini sangat ramah, hawanya sangat dingin, jalanan masih sepi, dan matahari siang terasa nyaman. Namun yang saya rasakan saat ini berbeda jauh. Kota Malang, kota yang tidak bisa dibilang kota kecil lagi telah berkembang pesat dan mulai dihuni banyak penduduk. Kota Malang mulai menampakkan individualismenya, suhu kota cukup panas, jalanan mulai macet, dan mahari terasa terik. Tak luput dengan berbagai permasalahan lingkungan lainnya seperti polusi, banjir maupun kejahatan kriminal yang makin meningkat.

Jika kita melihat lagi sejarah awal terbentuknya kota Malang pada jaman kolonial Belanda, sebenarnya kota Malang ini hanya dirancang untuk dihuni kurang dari 100.000 penduduk saja. Namun saat ini penduduk kota Malang sudah mencapai 800.000 jiwa. Kota Malang sudah terlalu jauh melebihi kapasitas, Malang overloaded! Semakin banyak orang di kota Malang, maka semakin timbul permasalahan di sana-sini tidak sebatas yang saya sebutkan tadi. Itu berarti perlu cara cerdas untuk menanggapi fenomena tersebut, bukan?

Malang Kota Cerdas?

Jika saya ditanya “Seberapa cerdas kota Malang?”, kita perlu memahami dahulu apa itu kota cerdas dan kriterianya. Kota cerdas tentu harus cerdas pula dalam berbagai hal, baik dalam keseluruhan sistem, pengelolaan kota, teknologi informasi dan komunikasi, serta sumber daya manusia. Yang paling utama, ada tiga faktor penting agar sebuah kota dapat disebut kota yang cerdas yaitu cerdas secara ekonomi, cerdas secara sosial, dan cerdas secara lingkungan. Kota Malang masih belum bisa dibilang kota cerdas sepenuhnya karena kecerdasan sistem pada masing-masing faktor penting tersebut hanya ada di beberapa elemen kecil saja.

Dua hal menarik akhir-akhir ini di kota Malang yang bisa saya bilang cerdas adalah penerapan pajak online atau e-tax dan bus sekolah hingga bus wisata kota Malang. Pajak masih menjadi sumber pendapatan kota Malang yang utama. Melihat banyaknya industri dan jasa di kota Malang, adanya sistem pembayaran pajak secara online memudahkan para pengusaha dalam mengurus pajak mereka dan juga memudahkan dalam sistem pengawasan pajak. Larangan penggunaan kendaraan bermotor bagi siswa pelajar di kota Malang untuk mengurangi kemacetan pagi hari juga terpecahkan dengan baik dengan disediakannya bus sekolah gratis yang juga membantu perekonomian dari segi biaya transportasi. Dari faktor pariwisata juga semakin berkembang dengan adanya bus pariwisata gratis yang sangat dimanfaatkan bagi wisatawan di Malang. Yah, walaupun kedua jenis tersebut perlu ditingkatkan lagi kinerjanya terutama dalam segi variasi rute dan jangkauan wilayah, namun sistemnya sudah bisa dibilang cukup cerdas.

Kota Malang yang Cerdas memang Jauh

Sebagai warga Malang yang sangat cinta pada kota Malang, saya berharap prinsip-prinsip kota cerdas dapat segera diterapkan secara menyeluruh. Saat ini memang Malang masih jauh dari kota cerdas tetapi bukan berarti hal tersebut tidak memungkinkan. Terdapat beberapa hal yang saya usulkan bagi kota Malang untuk mencapai kota cerdas.

[caption id="attachment_420258" align="alignnone" width="1000" caption="Sumber: http://mb.cision.com/Public/3898/9350603/91fc7a5043793a13_org.jpg"][/caption]

Tak cukup kita memasang kamera CCTV di jalan-jalan ataupun melakukan patroli rutin di kota untuk menjamin amannya kota. Malang perlu memiliki ruang sistem kendali pusat kota yang cerdas. Alat-alat CCTV yang terpasang di jalan merupakan salah satu instrumen untuk mengawasi kejadian dalam kaitannya keamanan, lalu lintas, maupun pelanggaran, namun terbatas. Perlunya peran masyarakat yang juga aktif melaporkan kejadian yang sedang terjadi di masyarakat. Data dari alat dan data dari laporan masyarakat harus dimasukkan dan diolah dalam ruang sistem kendali pusat kota yang nantinya akan diproses dan dilakukan tindakan dengan cepat. Misalnya ada data masuk dan laporan warga mengenai kebakaran atau tindak kejahatan, maka dengan segera pihak-pihak terkait akan merespon dengan cepat.

[caption id="attachment_420259" align="alignnone" width="1000" caption="Sumber: https://c1.staticflickr.com/1/199/1490626460_ab59cb6973_b.jpg"]

143260352896921485
143260352896921485
[/caption]

Untuk melibatkan peran serta masyarakat dalam segi keamanan, cara cepat, mudah, murah dan efektif adalah menggunakan jaringan internet. Kota Malang perlu menyediakan koneksi WiFi yang tersebar di penjuru kota seperti yang sudah diterapkan di Tokyo dan London. Tersedianya WiFi kota juga sangat bermanfaat dari segi pendidikan dan sosial. Masyarakat dapat memperoleh informasi dan pengetahuan dengan mudah dari WiFi kota, kapanpun dan dimanapun tempatnya. Kehidupan bersosial juga akan lebih mudah terhubung karena adanya koneksi WiFi kota. Layanan publik secara online juga akan sangat berkembang dan akan mempercepat segala proses birokrasi. Namun tentunya hal ini memungkinkan jika kecepatan internet di Indonesia yang sangat dikenal sebagai kecepatan terlemot di dunia ini bisa ditingkatkan oleh Kemenkominfo.

[caption id="attachment_420260" align="alignnone" width="1000" caption="Sumber: http://www.wallpapersonly.net/wallpapers/urban-planning-of-tomorrow-1280x800.jpg"]

1432603613790816854
1432603613790816854
[/caption]

Tata kota yang baik juga merupakan cara cerdas menyelesaikan masalah di kota Malang. Perlu adanya keberanian dan ketegasan dalam penataan kota. Ide dasarnya adalah menata kembali jalur lalu lintas dalam kota serta antar kota untuk mengantisipasi permasalahan lalu lintas. Selain itu perlunya menambah ruang sosial untuk masyarakat beraktivitas bersama dan tentunya juga memperbanyak prosentase ruang terbuka hijau. Kehidupan pada daerah perumahan yang padat dan kumuh tanpa ruang hijau, perlu di relokasi ke dalam sebuah tempat tinggal baru. Untuk mengatasi keterbatasan lahan dan meningkatnya jumlah penduduk adalah membangun tempat tinggal secara vertikal seperti membangun apartemen. Gedung-gedung yang dibangun di kota Malang juga harus menerapkan sistem penghawaan alami yang baik untuk meminimalkan penggunaan Air Conditioner (AC). Penggunaan AC di kota Malang yang dingin bukanlah perbuatan yang cerdas.

[caption id="attachment_420262" align="alignnone" width="1000" caption="Sumber: https://assets.kompas.com/data/photo/2012/01/27/1909382780x390.JPG"]

14326036431901451395
14326036431901451395
[/caption]

Kemacetan yang terjadi di Malang tidak hanya disebabkan oleh kelebihan kapasitas kota dimana volume jalan kurang mencukupi, tetapi karena jumlah kendaraan berbahan bakar minyak yang juga melimpah. Peningkatan jumlah kendaraan berbanding lurus dengan meningkatnya polusi. Polusi udara di Malang tidak hanya dari kendaraan tapi dari pabrik-pabrik industri dan perumahan. Oleh karena itu perlu adanya alternatif sumber energi yang tentunya cerdas. Gas bumi menjawab permasalahan energi tersebut karena penggunaan bahan bakar gas mengurangi jumlah polusi sehingga perlunya mengubah mesin kendaraan berbahan bakar minyak menjadi berbahan bakar gas. Pada sektor industri penggunaan bahan bakar gas lebih menguntungkan karena akan jauh lebih hemat dibandingkan bahan bakar minyak.

Masih ada banyak rincian usulan yang saya berikan kepada kota Malang, namun jika kota Malang sudah mulai menerapkan sistem yang saya sebutkan di atas, itu berarti kota Malang juga sudah mulai menjadi kota yang cerdas.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun