Mohon tunggu...
Afif Muhammad
Afif Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Prof.Dr Hamka

Ilmu yang paling terpendam dimuka bumi adalah tulisan, mati pun tulisan akan dikenang sampai dunia tak baik baik saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dakwah Berjalan Memberdayakan Kaum Dhuafa Sesama Umat Muslim

26 Januari 2022   00:37 Diperbarui: 26 Januari 2022   00:41 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

DAKWAH BERJALAN  MEMBERDAYAKAN KAUM DUAFA SESAMA UMAT MUSLIM 

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi

Falkutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Jl. Limau II Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Dakwah berasal dari bahasa Arab da'wah, yang dalam bahasa Indonesia berarti ajakan. Dalam bahasa Arab, kata dakwah merupakan kata benda dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan, ajakan atau jamuan atau lebih tepatnya dakwah adalah suatu usaha dalam rangka proses Islamisasi manusia agar memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama islam dalam kehidupan. 

Kata Dakwah adalah suatu istilah yang khusus yang dipergunakan di dalam agama Islam "Ilmu dakwah"dan "Dakwah Islam"atau Ad-Dakwah Al-Islamiyah. Ali Mahfuz mengatakan "Dakwah adalah untuk mendorong manusia untuk berbuat baik menurut petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan, dan melarang dari yang mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat." Sementara itu, dakwah Islamiyah diartikan sebagai upaya mengajak, meyakini, dan mengamalkan aqidah dan syariat Islam. Dakwah tidak hanya dapat disampaikan melalui lisan saja, namun juga bisa dalam bentuk-bentuk lainnya. Penyampaian dakwah juga mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Dalam kamus ilmiah populer, kata "Miskin" mengandung arti tidak berharta (harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata "fakir" diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidak seimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.

Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau bisa dikatakan dengan suatu kondisi serba kekurangan dalam arti minimnya materi yang dimana mereka ini tidak dapat menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern. Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagai berikut :

  1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).
  2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).
  3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
  4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
  5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
  6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
  7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
  8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
  9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).

Gerakan pemberdayaan kaum dhuafa merupakan salah satu bentuk penerapan dakwah untuk mendorong umat manusia khususnya umat muslim untuk berbuat baik dan saling membantu. Gerakan pemberadayaan kaum dhuafa dalam berdakwah merupakan salah satu kegiatan yang mengamalkan surat Al-Maun yaitu surat ke 107 dalam Al-Quran yang berbunyi :

Ara-aital lazii yu kazzibu bid diin

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

Fa zaalikal lazi yadu'ul-yatiim

2. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

Wa la ya huddu 'alaa ta'amil miskiin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun