Mengenal Stilistika: Ilmu Gaya Bahasa dalam Linguistik dan Sastra
Sebagai mahasiswa PBSI, kita tentu sering berjumpa dengan istilah stilistika. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan stilistika? Mengapa kajian ini dianggap penting dalam memahami karya sastra sekaligus bahasa yang kita gunakan sehari-hari?
Pengertian Stilistika
Stilistika atau stylistics secara sederhana bisa disebut sebagai ilmu tentang gaya bahasa. Jika linguistik mempelajari bahasa sebagai sistem, maka stilistika berfokus pada bagaimana bahasa itu dipakai, dipilih, dan dibentuk sehingga menimbulkan kesan tertentu. Dalam karya sastra, stilistika membantu kita mengenali "tanda tangan" seorang pengarang---bagaimana mereka menata kata, menyusun kalimat, hingga memainkan bunyi untuk membangun suasana.
Ruang Lingkup Kajian Stilistika
Stilistika tidak hanya memerhatikan kata-kata indah, tetapi juga menganalisis unsur bahasa dari berbagai lapisan.
1.Leksikal pilihan kata, idiom, dan ungkapan yang mencerminkan keunikan pengarang.
2.Gramatikal struktur kalimat, pola sintaksis, bahkan penyimpangan tata bahasa yang justru memberi efek estetik.
3.Fonologis permainan bunyi seperti rima, asonansi, atau aliterasi yang menimbulkan nuansa emosional.
4.Semantik dan wacana hubungan makna serta keterpaduan teks dalam konteks yang lebih luas.
Dari sini kita bisa melihat bahwa stilistika tidak hanya berhenti pada teks, tetapi juga berkaitan dengan pengalaman membaca dan perasaan yang ditimbulkan.
Hubungan Stilistika dengan Linguistik dan Sastra
Posisi stilistika bisa dibilang sebagai jembatan antara linguistik dan sastra. Dari sisi linguistik, stilistika meminjam konsep-konsep dasar seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik untuk membedah gaya bahasa. Dari sisi sastra, stilistika berperan menyingkap lapisan keindahan dan makna di balik teks. Dengan kata lain, stilistika membuat kita sadar bahwa keindahan sastra lahir bukan hanya dari isi cerita, tetapi juga dari bagaimana bahasa itu diolah.Dengan memahami stilistika, kita tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga memahami keindahan di balik kata-kata. Kajian ini menuntun kita melihat bahwa setiap kata, kalimat, dan bunyi bukanlah sesuatu yang netral, melainkan memiliki daya, rasa, dan makna yang memperkaya pengalaman berbahasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI