Mohon tunggu...
Afifa Liza
Afifa Liza Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relations

Whatever you are, be a good one.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Negoisasi dalam Diplomasi Islam (1)

1 September 2022   10:49 Diperbarui: 1 September 2022   10:53 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah semestinya para diplomat ialah seseorang yang ahli dalam negosiasi. Seni negosiasi ini nyatanya telah ada sejak lama bahkan sebelum Islam. Mitos Yunani menyatakan bahwa Hermes dikenal sebagai dewa diplomasi yang memiliki ketampanan, kelicikan dan penipuan. 

Tentunya cara yang dilakukan Hermes bertolak belakang dengan diplomasi Islam. Disini akan kita lihat bagaimana Rasulullah yang pada saat itu sebagai kepala negara berhasil menggapai tujuan melalui cara diplomatik seperti negosiasi.

Di tinjau dari sejarah, langkah diplomasi pertama dalam kehidupan Nabi Muhammad Shalallahu `Alahi wa Sallam dapat kita lihat dari peristiwa sebelum diangkatnya Muhammad menjadi Nabi, tepatnya beliau masih berumur 35 tahun. Pada saat itu terjadi persaingan dan perselisihan terkait rekonstruksi Ka'bah yang hampir selesai dikerjakan. Tentunya, tempat ibadah tersebut merupakan tempat paling penting yang diwarisi dari Nabi Ibrahim kepada Quraisy. 

Semua suku yang ada di Jazirah Arab turut ikut membantu membangun kembali bangunan Ka'bah. Disaat hampir selesainya bangunan tersebut, ada sesuatu yang tersisa yaitu peletakan kembali batu yang biasa kita sebut dengan Hajar Aswad. 

Perselisihan ini tentu muncul tatkala muncul pertanyaan, 'Siapa yang berhak meletakkannya?' Karena semua suku dan kabillah bersama-sama bekerja keras demi membangun kembali Ka'bah. Semua suku pun menyatakan ialah yang berhak meletakkan batu terhormat itu. Karena persaingan ini, yang pada awalnya suku-suku ini bekerja sama dan pada akhirnya mereka terpecah dan membentuk aliansi masing-masing.

Ketegangan yang terjadi tampaknya begitu tinggi dan berbahaya, mengingat banyak dari mereka yang bersedia mati untuk mempertahankan keinginannya tersebut. Nyatanya, kondisi tersebut berlangsung hingga empat hari lamanya. 

Di hari kelima, Abu Umayyah bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzu seseorang yang paling tua dari suku Quraisy menyarankan bahwa 'orang yang pertama kali memasuki Ka'bah di esok hari, ialah yang berhak menjadi hakim penentu dari peletakkan Hajar Aswad'.

Saran ini akhirnya disepakati dan tentunya ini bukan sebuah keputusan akhir, melainkan hanya pengelakan saja yang akan membantu meredakan ketegangan diantara kabillah dan suku Arab. Semua orang pun menantikan esok hari dan berharap cemas. Malam itu menjadi begitu menegangkan dan diliputi rasa was-was. Setiap kepala suku Arab tentunya menunggu dengan perasaan tegang dan menaruh harapan tinggi. Rasanya malam itu berjalan melambat dan mencekam.

Tatkala fajar mulai merekah, mereka melihat seorang pemuda memasuki Ka'bah, pemuda itu ialah Muhammad Shallallahu 'Alahi wa Sallam. Mereka pun lantas berkata 'Inilah orang yang terpercaya (Al-Amin), kami ridha kepadanya. Inilah dia Muhammad'. Muhammad diputuskan menjadi seorang penengah atau yang saat ini disebut dengan arbitrator. 

Keputusan berat itu ditanggung oleh pemuda yang bernama Muhammad. Tantangan tersebut tentunya menjadi ujian yang berat bagi Muhammad dalam pengambilan keputusan yang benar. 

Karena, sedikit saja kesalahan, maka keputusan itu akan menyebabkan pertumpahan darah di seluruh Mekkah. Rasanya tak akan ada diplomat yang mampu dengan tugas yang diberikan secara mendadak seperti halnya Nabi Muhammad pada saat itu. Jika situasi ingin aman, langkah yang diambil melalui perundingan, namun, tak ada lagi waktu untuk menimbang dan menunda. Mengingat ketegangan antarkelompok yang berselisih kian tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun