Mohon tunggu...
Kak Guruu
Kak Guruu Mohon Tunggu... Nurbaiti Afifah

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Berpikir-Bergerak-Bermanfaat)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Narapuspitan Library: Inovasi Ruang Baca Estetik di Gunung Kidul

24 Juni 2025   09:17 Diperbarui: 24 Juni 2025   09:17 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian Dalam Narapuspitan Library

Bisa dikatakan, Narapuspitan menjadi contoh nyata dari inovasi ruang baca berbasis komunitas yang menggabungkan pendekatan arsitektur, teknologi, dan kearifan lokal. Dalam era serba digital, kehadiran ruang-ruang literasi fisik seperti ini sangat penting sebagai tempat membangun relasi sosial, menumbuhkan minat baca, serta menyegarkan kembali semangat kebudayaan dan edukasi di tingkat akar rumput.

Lebih dari sekadar bangunan, Narapuspitan adalah manifestasi dari semangat perubahan. Ia menjadi jawaban atas pertanyaan: mungkinkah ruang baca di desa tampil seindah galeri seni, sehangat rumah, dan seproduktif ruang kerja? Jawabannya, bisa. Dan Narapuspitan membuktikannya.

Menurut pengelola, perpustakaan ini dibangun dengan semangat gotong royong dan kontribusi dari berbagai pihak, baik masyarakat sekitar, pegiat literasi, hingga arsitek lokal yang memiliki visi sosial. Bukan tidak mungkin, tempat ini akan berkembang menjadi pusat kegiatan literasi, pelatihan, diskusi komunitas, hingga festival budaya di masa depan.

“Target kami sederhana: menjadikan membaca sebagai gaya hidup yang menyenangkan. Jika anak-anak dan remaja bisa menghabiskan waktu berjam-jam di sini dan pulang dengan semangat belajar yang baru, itu sudah cukup,” tutur salah satu pengelola Narapuspitan saat ditemui di sela-sela kegiatan peluncuran.

Narapuspitan juga membuka kemungkinan kolaborasi dengan sekolah-sekolah di sekitar Wonosari dan Gunungkidul, baik untuk kegiatan kunjungan literasi maupun program pembelajaran luar ruang. Kehadirannya memperkaya ekosistem pendidikan informal di kawasan tersebut, sekaligus membuktikan bahwa literasi tidak hanya tumbuh di pusat kota.

Dalam lanskap literasi nasional yang kerap dihadapkan pada minimnya akses bacaan berkualitas di daerah, Narapuspitan memberikan harapan baru. Bahwa desa pun bisa punya ruang baca yang elegan. Bahwa Gunungkidul bukan hanya destinasi wisata alam, tapi juga rumah bagi gerakan intelektual dan kebudayaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun