Mohon tunggu...
Afifah Minang fajariyah
Afifah Minang fajariyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tingginya Kasus Bunuh Diri Disebabkan Faktor Depresi

31 Mei 2023   12:18 Diperbarui: 31 Mei 2023   12:29 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Beredar video yang sedang viral saat ini yakni aksi seorang pria yang meloncat dari jembatan Soekarno-Hatta (Suhat) kota Malang. Aksi bunuh diri tersebut diketahui tidak terjadi hanya sekali melainkan sudah pernah terjadi sebelumnya. Akan tetapi, aksi bunuh diri tersebut digagalkan oleh salah satu masyarakat yang sigap melaporkan ke petugas polisi.

Percobaan bunuh diri kedua yang dilakukan pemuda tersebut berujung tewas. Pemuda yang diduga kelahiran tahun 2005 ini melompat sekitar pukul 15.30, saksi mata menyaksikan bagaimana pemuda tersebut tiba-tiba meraih ancang-ancang untuk naik ke atas jembatan hingga loncat. Dari tempat korban melompat ditemukan cutter serta bercak darah yang menimbulkan kecurigaan bahwa sebelum korban melompat, korban sudah melakukan percobaan bunuh diri dengan cutter yang ditemukan.

Banyak masyarakat yang berempati dengan mengirimkan banyak doa terbaik mereka untuk korban. Lalu apa penyebab bisa terjadinya aksi bunuh diri tersebut? Dugaan yang banyak beredar saat ini ialah disebabkan gejala depresi.  

Depresi merupakan gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan kehilangan minat terhadap hal yang disukai. Kondisi tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik hingga menurunkan kinerja pengidapnya. Depresi cenderung tidak memandang usia sebab faktor depresi dapat melalui berbagai arah. Akan tetapi, kasus depresi yang akhir-akhir ini ditemukan berasal dari kalangan remaja.

Faktor depresi bisa melalui riwayat keluarga yang buruk, pengalaman atau trauma yang buruk, bullying, hubungan percintaan, masalah ekonomi, hingga masalah ditinggal orang yang dicintai. Gejala yang sering dialami pengidap depresi seperti sering merasa sedih, suasana hati cenderung sering berubah, putus asa, selalu merasa letih dan lelah, menurunnya selera maka, gangguan tidur, dan masih banyak lagi.

Dampak dari gejala depresi yang paling berbahaya ialah rasa ingin bunuh diri yang meningkat, banyaknya tekanan yang menghantui serta kekerasan fisik yang dialami memberikan rasa lelah hidup dan menghilangkan rasa sakit yang dialami melalui kematian. Kebanyakan penderita gejala depresi berpikir kematian merupakan satu-satunya cara untuk mengakhiri penderitaan yang dialami, apakah cara tersebut benar dilakukan?

Masyarakat luar menganggap depresi merupakan suatu hal yang biasa hingga banyak masyarakat menyepelakan hal tersebut bahkan terdapat beberapa yang menjudge buruk terkait pengidap tersebut. Depresi memang bukan suatu penyakit mematikan seperti penyakit-penyakit fisik pada umumnya. Akan tetapi, depresi dapat mengantarkan korban ke arah ingin mengakhiri hidup. Depresi menyerang mental seseorang secara bertahap.

Meningkatnya kasus bunuh diri akhir-akhir ini banyak dikaitkan dengan faktor depresi. Secara umum, kasus bunuh diri diakibatkan oleh depresi ini cenderung banyak dialami oleh mahasiswa. Hal tersebut, berawal dari rasa stress hingga memicu gejala depresi tahap selanjutnya. Faktor penyebabnya bisa ekonomi, tekanan keluarga, tekanan tugas serta masalah lain yang terjadi di kampus. Usut punya usut kasus bunuh diri yang akhir-akhir ini viral yakni siswa SMK yang sementara ini juga diduga karena faktor depresi. Tidak hanya itu, banyak kasus baru-baru lainnya seperti remaja SMP yang juga ditemukan tewas  bunuh diri. Depresi memang tidak memandang umur untuk pengidapnya. Mental serta pengajaran kerasnya hidup orang dahulu dengan sekarang memang jauh berbeda. Orang dahulu cenderung dididik dengan keras hingga memiliki mental yang kuat, lalu bagaimana dengan anak zaman sekarang?

Tingginya kasus bunuh diri sebagian besar memang faktor depresi, lalu bagaimana agar menurunkan resiko bunuh diri?

Pentingnya edukasi dini terkait depresi agar orang tua bisa menerapkan parenting yang baik terhadap sang anak, pentingnya orangtua memberikan kasih sayang pada anaknya, pentingnya edukasi orangtua terkait perilaku buruk yang tidak boleh dilakukan seperti bullying, dsb, pentingnya kita sebagai teman untuk saling membantu meringankan beban masing-masing serta mendengarkan cerita masing-masing, serta pentingnya peran masyarakat untuk betindak cepat jika aksi tersebut terjadi kembali.

Manusia merupakan makhluk social yang diciptakan untuk saling membantu, masalah yang dialami seseorang berbeda-beda dan tentunya tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Setiap orang punya kesulitan tersendiri yang tidak bisa diungkapkan dan hanya bisa dipendam. Kita sebagai keluarga, teman, ataupun masyarakat sekitarnya punya peran untuk membantu satu sama lain, semua tidak terkecuali. Bantuan yang kalian berikan walaupun itu kecil akan menyelamatkan nyawa orang serta memberi satu harapan bagi mereka dan membuktikan bahwa mereka masih layak untuk hidup di dunia ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun