Mohon tunggu...
Afifah Fauzul Karimah
Afifah Fauzul Karimah Mohon Tunggu... Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

Saya memiliki hobi menulis dan menonton film action

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tak Ada Anak yang Tertinggal: Upaya Guru SD Negeri Sekaran 02 Dampingi Siswa Kesulitan Belajar.

28 September 2025   13:00 Diperbarui: 28 September 2025   20:28 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di dalam kelas V SD Negeri Sekaran 02 (17/09/2025)

Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda. Ada yang cepat dalam memahami materi, ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini juga terjadi di SD Negeri Sekaran 02, khususnya di kelas V. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, tampak bahwa Ibu Yenny selaku wali kelas V serta guru pengajar, memiliki strategi khusus dalam mendampingi siswa yang mengalami kesulitan belajar agar tidak tertinggal dari teman-temannya. 

Dalam proses pembelajaran, Ibu Yenny kerap menemukan beberapa siswa yang masih kesulitan dalam memahami materi. Tantangan ini menjadi perhatian serius karena dapat mempengaruhi prestasi dan kepercayaan diri anak. Menjawab tantangan tersebut, guru pengajar kelas V SD Negeri Sekaran 02 menghadirkan beragam cara untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. 

1. Pendampingan Individual

Untuk menjawab tantangan kesulitan belajar, Ibu Yenny menerapkan berbagai strategi pendampingan. Salah satunya adalah memberi perhatian lebih kepada siswa tertentu. Guru biasanya mendekati anak yang kesulitan untuk menjelaskan kembali terkait materi yang belum dipahami. 

2. Metode Belajar Variatif

Selain itu, Ibu Yenny selalu berusaha menghadirkan pembelajaran yang tidak monoton. Selain menggunakan media gambar dalam mata pelajaran IPAS, beliau juga menggunakan video pembelajaran, media konkrit seperti kartu dan papan, serta eksperimen sederhana. Bahkan, terkadang pembelajaran dilakukan langsung di luar kelas, misalnya praktek pembiasan cahaya dengan bantuan sinar matahari atau menggambar benda yang ada di lingkungan sekolah. Cara ini membuat siswa lebih tertarik sekaligus membantu mereka memahami konsep dengan lebih mudah. “Iya, kami kadang memakai video, media konkrit, sampai praktik langsung di luar kelas,” jelas Ibu Yenny.  

3. Motivasi dan Dukungan Emosional

Tidak hanya berfokus pada aspek akademik, Ibu Yenny juga menekankan pentingnya motivasi. Seringkali beliau memberikan apresiasi kecil, seperti pujian, nilai tambahan, atau bahkan hadiah barang sederhana. Walau begitu, pujian tetap menjadi bentuk penghargaan yang paling sering diberikan. Hal ini dilakukan guna membangkitkan semangat belajar dalam diri siswa. 

4. Kolaborasi dengan Orang Tua

Upaya Ibu Yenny tidak berhenti di sekolah saja. Alhamdulillah, sebagian besar orang tua siswa di kelas V cukup mendukung dan mendampingi anak dalam proses belajar. Meski demikian, ada juga orang tua yang sibuk sehingga anak harus lebih mandiri. Hal ini disesuaikan dengan kondisi anak, karena di kelas V memang mulai dilatih kemandirian. “Kalau komunikasi, biasanya lewat grup WhatsApp kelas. Kalau ada anak yang butuh perhatian lebih, saya menghubungi orang tuanya secara pribadi. Kalau masih belum efektif, biasanya kami janjian ketemu langsung, seringnya saat penjemputan,” tambah Ibu Yenny. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun