Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda. Ada yang cepat dalam memahami materi, ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini juga terjadi di SD Negeri Sekaran 02, khususnya di kelas V. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, tampak bahwa Ibu Yenny selaku wali kelas V serta guru pengajar, memiliki strategi khusus dalam mendampingi siswa yang mengalami kesulitan belajar agar tidak tertinggal dari teman-temannya.
Dalam proses pembelajaran, Ibu Yenny kerap menemukan beberapa siswa yang masih kesulitan dalam memahami materi. Tantangan ini menjadi perhatian serius karena dapat mempengaruhi prestasi dan kepercayaan diri anak. Menjawab tantangan tersebut, guru pengajar kelas V SD Negeri Sekaran 02 menghadirkan beragam cara untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
1. Pendampingan Individual
Untuk menjawab tantangan kesulitan belajar, Ibu Yenny menerapkan berbagai strategi pendampingan. Salah satunya adalah memberi perhatian lebih kepada siswa tertentu. Guru biasanya mendekati anak yang kesulitan untuk menjelaskan kembali terkait materi yang belum dipahami.
2. Metode Belajar Variatif
Selain itu, Ibu Yenny selalu berusaha menghadirkan pembelajaran yang tidak monoton. Selain menggunakan media gambar dalam mata pelajaran IPAS, beliau juga menggunakan video pembelajaran, media konkrit seperti kartu dan papan, serta eksperimen sederhana. Bahkan, terkadang pembelajaran dilakukan langsung di luar kelas, misalnya praktek pembiasan cahaya dengan bantuan sinar matahari atau menggambar benda yang ada di lingkungan sekolah. Cara ini membuat siswa lebih tertarik sekaligus membantu mereka memahami konsep dengan lebih mudah. “Iya, kami kadang memakai video, media konkrit, sampai praktik langsung di luar kelas,” jelas Ibu Yenny.
3. Motivasi dan Dukungan Emosional
Tidak hanya berfokus pada aspek akademik, Ibu Yenny juga menekankan pentingnya motivasi. Seringkali beliau memberikan apresiasi kecil, seperti pujian, nilai tambahan, atau bahkan hadiah barang sederhana. Walau begitu, pujian tetap menjadi bentuk penghargaan yang paling sering diberikan. Hal ini dilakukan guna membangkitkan semangat belajar dalam diri siswa.
4. Kolaborasi dengan Orang Tua
Upaya Ibu Yenny tidak berhenti di sekolah saja. Alhamdulillah, sebagian besar orang tua siswa di kelas V cukup mendukung dan mendampingi anak dalam proses belajar. Meski demikian, ada juga orang tua yang sibuk sehingga anak harus lebih mandiri. Hal ini disesuaikan dengan kondisi anak, karena di kelas V memang mulai dilatih kemandirian. “Kalau komunikasi, biasanya lewat grup WhatsApp kelas. Kalau ada anak yang butuh perhatian lebih, saya menghubungi orang tuanya secara pribadi. Kalau masih belum efektif, biasanya kami janjian ketemu langsung, seringnya saat penjemputan,” tambah Ibu Yenny.