Mohon tunggu...
Afifah BinMaj
Afifah BinMaj Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - haiii,, i'ts me

cukup, saatnya fokus memperbaiki diri untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Corona: Bencana ataukah Azab?

26 Februari 2021   22:49 Diperbarui: 26 Februari 2021   23:04 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di penghujung tahun 2019 kita dikagetkan dengan sebuah virus yang merebak di wuhan, china. Virus yang memakan banyak korban jiwa ini mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia dan tak terkecuali Indonesia. Ketika virus ini teridentifikasi di Cina, muncullah spekulasi dan teori penyebab kemunculannya. Dan yang paling santer terdengar virus ini tertular dari hewan kelelawar yang mana diperjual belikan secara bebas.
Maka tak sedikit orang yang berpendapat bahwa wabah ini datang akibat perbuatan orang-orang cina yang suka sekali memakan semua jenis daging binatang dan memakannya dengan cara yang kurang etis di mata manusia. Maka bukannya membantu secara moril dan dukungan, manusia sekarang malah sibuk untuk berspekulasi dan menghujat. Mulai mencari kesalahan dan menyambungkannya dengan kemunculan virus ini. Menganggap ini adalah hal setimpal dengan apa yang mereka perbuat. Tetapi ketika virus ini mulai masuk ke Indonesia yang mayoritas muslim apakah alasan ini masih berlaku? Terkadang apa yang sakral pada umat muslim belum tentu sakral bagi penganut agama lain, mungkin bagi kita itu sesuatu yang haram, tetapi bagi mereka tidak. Maka seyogyanya kita tidak sekedar menghujat tanpa adanya ilmu yang mumpuni.
Bencana dalam Al-Qur'an telah disebutkan dalam berbagai macam makna. Antara lain musibah, bala'/ujian, fitnah/cobaan. Musibah dapat disebabkan kesalahan manusia. Bala/ujian merupakan keniscayaan ALLAH tanpa kesalahan manusia untuk menguji hamba-NYA. Sedangkan fitnah/cobaan bencana yang dijatuhkan ALLAH, dapat menimpa yang bersalah maupun yang tidak bersalah.


Kita ambil satu contoh ketika gempa di palu, memang banyak yang bersimpati terhadap peristiwa tersebut. Tetapi lebih banyak lagi yang acuh tak acuh. Mereka menganggap bahwa bencana ini adalah hal setimpal dengan apa yang telah mereka perbuat. Mereka pun berkata bahwa inilah azab dari ALLAH yang mereka tunggu-tunggu. Maka alih-alih membahas tentang kerugian atau pertolongan, lebih banyak yang sibuk untuk membuka aib mereka seperti Kota maksiat, LGBT, dan lain sebagaianya.

Bencana adalah salah satu teguran ALLAH, dan ajang kita untuk mengintrospeksi diri. Tapi yang disayangkan adalah ada bagian yang seharusnya tak patut kita urusi. Ketika bencana itu datang, sebagai umat muslim kita sudah seharusnya membantu, bukan malah tambah memperkeruh suasana dengan membahas kesalahan kesalahan yang terjadi sebelum bencana ini terjadi.

Biarlah ALLAH yang mengurus urusan hamba hambanya, kita hanya memerankan peran kita sebagai muslim dengan membantu sesama dalam kesulitan. Jika segala bencana kita kaitkan dengan perbuatan atau tentang agama, maka seharusnya ALLAH lebih mendatangkan bencana ini ke negara barat yang lebih kental dengan dosa dan maksiat. Maka disini tak sepatutnya kita mencampuri urusan ALLAH.

Adanya bencana sebagai musibah, ujian, dan juga cobaan agar manusia dapat mengambil berbagai hikmah darinya. Dan dapat mengangkat derajat manusia dihadapan ALLAH SWT. Manusia harus selalu merasa kecil di mata ALLAH, karena tidak ada kekuatan didiri manusia kecuali datangnya dari ALLAH SWT.

Segala bencana dari ALLAH pun selain mendatangkan kerugian, banyak juga yang mendatangkan manfaat dan hikmah bagi korban tersebut. Tergantung bagaimana tiap individu dari kita memaknai dan menafsirkan bencana itu sendiri. Bagi orang beriman dia akan ridho atas segala yang diberikan oleh Tuhan-NYA. Tapi bagi orang yang tak beriman dia akan terus mengkufuri dan menyalahkan dengan apa yang telah ia dapatkan.

Maka kita harus lebih mensyukuri segala nikmat dan karunia dari ALLAH, dan dapat mengetahui makna bencana, penyebabnya, dan juga bagaiamana seharusnya sikap kita dalam menykapinya. Agar kita selalu dalam naungan dan Ridho ALLAH SWT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun