Mohon tunggu...
Afies Rudit Setyono
Afies Rudit Setyono Mohon Tunggu... Guru - Teacher yang suka menulis dan membaca apa saja

Membaca dan Menulis adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum

25 Oktober 2023   23:24 Diperbarui: 25 Oktober 2023   23:35 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejarah Singkat Hari Buku Nasional -- demokratis

Kurikulum memegang kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan, Karena sangat berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional.

Pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi, desentralisasi, dan sentral- desentral. Dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi, kurikulum disusun oleh sesuatu tim khusus di tingkat pusat. Kurikulum bersifat uniform untuk seluruh negara, daerah, atau jenjang/jenis sekolah

Tujuan utama pengembangan kurikulum yang uniform ini adalah untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta memberikan standar penguasaan yang sama bagi seluruh wilayah. Hal itu dilatarbelakangi oleh beberapa kondisi. Pertama, wilayah negara Indonesia yang sangat luas, terbentuk atas pulau-pulau yang satu sama lain letaknya berjauhan dan terpisahkan oleh laut. Kedua, kondisi dan karakteristik tiap daerah berbeda-beda, ada yang sudah maju sekali dan ada yang sangat terbelakang, ada daerah tertutup ada yang terbuka, ada daerah kaya dan daerah miskin dan sebagainya. Ketiga, perkembangan dan kemampuan sekolah juga berbeda- beda.

Model pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi mempunyai beberapa kelebihan di samping juga kelemahan. Kelebihannya selain mendukung terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa, dan tercapainya standar minimal penguasaan/perkembangan anak, juga model ini mudah dikelola, dimonitor dan dievaluasi, serta lebih hemat dilihat dari segi biaya, waktu, dan fasilitas. Hal-hal di atas tampaknya sesuai dengan kondisi dan tahap perkembangan negara kita dewasa ini. 

Namun model pengembangan ini juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, menyeragamkan kondisi yang berbeda-beda keadaan dan tahap perkembangan intelek, alam dan sosial budayanya, sukar sekali. Penyeragaman dapat menghambat kreativitas, dapat memperlambat kemajuan sekolah yang sudah mapan dan menyeret perkembangan sekolah yang masih terbelakang. Penyeragaman yang sangat jauh dari kondisi dan sifat sesuatu wilayah akan menghambat kepesatan perkembangan wilayah tersebut. Kedua, ketidakadilan dalam menilai hasil. 


Dalam kurikulum yang seragam, penilaian sering dilakukan secara seragam pula. Yang dimaksudkan dengan seragam dalam penilaian yaitu kesamaan di dalam segi yang dinilai, prosedur dan alat penilaian serta standar penilaian.Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak mernpunyai peranan dalam perancangan, dan evaluasi.

Implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreativitas, kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya mampu memilih dan menciptakan situasi-situasi belajar yang menggairahkan siswa, mampu memilih dan melaksanakan metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa, bahan pelajaran dan banyak mengaktifkan siswa. Guru hendaknya mampu memilih, menyusun dan melaksanakan evaluasi, baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil belajar siswa untuk menilai efisiensi pelaksanannya itu sendiri. 

Guru juga berkewajiban untuk menjelaskan kepada para siswanya tentang apa yang akan dicapai dengan pengajarannya. Ia juga hendaknya melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan motivasi belajar, menciptakan situasi kompetitif dan kooperatif, memberikan pengarahan dan bimbingan. Guru memberikan tugas-tugas individual atau kelompok yang akan memperkaya dan memperdalam penguasaan siswa. Dalam kondisi ideal guru juga berperan sebagai pembimbing, berusaha memahami secara saksama potensi dan kelemahan siswa, serta membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa..

Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukkan bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah atau sekolah-sekolah tersebut. Dengan demikian kurikulum terutama isinya sangat beragam, tiap sekolah atau wilayah mempunyai kurikulum sendiri, tetapi kurikulum ini cukup realistis.

Dalarn kurikulum yang dikelola secara desentralisasi dan sampai batas batas tertentu juga yang sentralisasi-desen-tralisasi, peranan guru dalam pengembangan kurikulum lebih besar dibandingkan dengan yang dikelola secara sentralisasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun