Mohon tunggu...
Afida  Lailatuz Zhahro
Afida Lailatuz Zhahro Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Persahabatan di Atas Matras: Bagaimana Interaksi Sosial Membentuk Mental Juara

26 September 2025   11:04 Diperbarui: 26 September 2025   11:03 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Para atlet Pencak Silat biasanya mereka ketika berada di luar matras atau di luar arena pertandingan tetaplah seorang teman yang akan saling mendukung, tetapi jika sudah berada di dalam matras mereka adalah lawan. Karena, ketika di dalam matras mereka akan saling mempertahankan prestasinya masing-masing. Momen ini akan menjadi momen yang tak terlupakan ketika di dalam ataupun di luar matras oleh mereka. Namun juga masih ada diantara mereka yang menganggap bahwa di luar dan di dalam matras mereka tetap menjadi lawan dan mengabaikan pentingnya interaksi sosial dan dukungan teman satu tim maupun bukan satu tim.

Baiklah pada artikel kali ini kita akan mengeksplorasi bagaimana persahabatan dan dukungan sosial dalam pencak silat merupakan sebuah konsep dari Psikologi Pendidikan yang berkontribusi pada pembentukan mental juara.

A. Sparring sebagai Proses Belajar Kolektif

Dalam hal ini sparring bukanlah sekadar hal untuk mengadu kekuatan, melainkan sesi untuk belajar di mana kita sedang sparring dengan rekan kita yang berasal dari tim yang berbeda, disini kita akan saling menguji, mengoreksi, dan memberikan umpan balik. Misalnya kita sparring dan teman kamu menggunakan teknik yang kurang efektif, maka kamu akan berbagi ilmu dengan mengajarkan teknik yang menurutmu sangat efektif untuk mengalahkan lawan dalam pertandingan.

Hal ini juga berhubungan dengan pembelajaran kooperatif, karena sparring dan pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran kolektif yang didasari dengan prinsip bahwa kita dapat berkembang secara optimal melalui interaksi aktif dengan orang lain, bukan melalui persaingan.

Prinsip utamanya adalah Interdependensi Positif, di mana keberhasilan seseorang sangat bergantung pada kontribusi dan umpan balik dari lawan sparring. Dengan demikian sparring dapat dilihat sebagai bentuk Pembelajaran Kooperatif yang terwujud dalam sebuah aktivitas fisik, di mana kita akan saling membantu untuk mengasah dan memperbaiki keterampilan masing-masing.

B. Belajar Menerima Kekalahan dan Kemenangan

Pada saat pertandingan berlangsung kita pasti akan berpikir apakah akan kalah atau menang, dalam hal ini kita harus bisa menerima apapun hasilnya nanti. Misalnya ketika kita menang dan teman kita juga ikut untuk merayakan kemenangan kita, meskipun di dalam hati mereka merasa berkecil hati karena mereka belum menang. Kita juga akan berusaha untuk menghibur mereka agar tidak merasa berkecil hati dan akan terus meningkatkan semangat mereka, suatu saat nanti mereka juga akan berhasil. Begitu juga dengan sebaliknya, ketika kita mengalami kekalahan mereka juga akan menghibur kita agar tidak berkecil hati. Maka dari itu, mengenai hal ini kita tidak boleh untuk saling membenci karena mereka menang dan kita kalah.

Karena interaksi ini juga mengajarkan kita mengenai sportivitas dan intelegensi emosional. Proses ini melatih kita untuk bersikap rendah hati saat menang dan lapang dada saat kalah untuk melihat hasil sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Dengan demikian, kemampuan untuk menerima hasil dengan bijak adalah indikator kematangan emosional dan karakter yang sangat penting, yang pada akhisnya membentuk individu yang kuat, beretika, dan berempati.

C. Mengaplikasikan Persahabatan di Luar Matras

Hubungan persahabatan yang terjalin dalam pencak silat lebih dari sekadar ikatan di antara rekan berlatih, namunpelajaran yang didapat darinya juga sangat relevan untuk semua aspek kehidupan. Karena dalam latihan, kita akan berhadapan sebagai lawan, saling menguji dan mengoreksi, tetapi tidak pernah dengan niat untuk melukai. Proses ini mengajarkan kita untuk saling menghormati dan percaya di bawah tekanan, suatu keterampilan yang vital dalam hubungan profesional maupun pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun