Mohon tunggu...
Afida  Lailatuz Zhahro
Afida Lailatuz Zhahro Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Sering Menunda Tugas? Sebuah Refleksi Diri Berdasarkan Teori Motivasi

20 September 2025   09:00 Diperbarui: 20 September 2025   09:10 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siapa disini yang pernah menunda tugas hingga H-1 pengumpulan? Tentunya pasti banyak yang pernah menunda tugas hingga H-1 pengumpulan. Perlu diketahui bahwa menunda tugas ( Prokrastinasi) merupakan suatu masalah umum yang akan berdampak pada produktivitas dan kesehatan seseorang. Pada artikel ini kita akan kupas alasan di balik prokrastinasi melalui lensa Psikologi Pendidikan khususnya pada Teori Motivasi.

Menunda tugas (Prokrastinasi) ialah bukan hanya sekadar perilaku malas, tetapi perilaku ini adalah perilaku kompleks yang terkait dengan kondisi emosional dan kognitif seseorang. Kenapa? karena hal ini bisa terjadi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor Internal

  • Perfeksionisme: ketakutan akan tidak bisa mencapai hasil yang sempurna.
  • Tujuan Yang Tidak Jelas: Merasa bahwa tugasnya terlalu banyak atau tidak tahu harus memulainya dari mana.
  • Kurangnya Kendali Diri: Masih merasa sulit untuk mengendalikan diri dan masih tergoda oleh hal-hal yang masih mengganggu kita (distraksi).

2. Faktor Eksternal

  • Lingkungan yang tidak mendukung.
  • Tidak bisa mencapai ekspetasi yang sudah di realistiskan oleh orang lain.

Maka dari itu, dari beberapa faktor diatas kita coba untuk merefleksikan diri berdasarkan Teori Motivasi, yang akan lebih berfokus pada salah satu bagian dari Teori Motivasi, yaitu Teori Penentuan Diri (Self-Determination Therapy) yang berfokus pada sumber motivasi seseorang. Teori ini dikembangkan oleh Edward L. Deci dan Richard M. Ryan. Teori ini memiliki gagasan bahwa seseorang pasti memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang. Kemudian agar pertumbuhan ini bisa terjadi, maka setiap individu harus bisa memenuhi 3 kebutuhan psikologi dasar, yaitu:

1. Kebutuhan Otonomi (Autonomy)

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk membiarkan kita bisa memilih keputusan kita sendiri. Karena jika kita bisa merasa otonom, maka diri kita akan cenderung lebih termotivasi dan bisa merasakan bahwa kita sendiri yang terlibat dengan apa yang kita lakukan.

Contoh: Ketika seorang siswa yang diberi tugas esai dan diberikan kebebasan untuk memilih sendiri terkait topik apa yang akan dibahas, maka dia akan lebih termotivasi dengan apa yang akan dia lakukan.

2. Kebutuhan Kompetensi (Competence)

Kebutuhan ini menunjukkan bahwa diri kita mampu dan efektif dengan lingkungan. Jika diri kita merasa kompeten, maka kita yakin dengan kemampuan kita untuk mencapai tujuan. Hal ini melibatkan pengalaman dan penguasaan terhadap tugas.

Contoh: Seorang siswa berhasil memecahkan soal matematika yang sulit, maka dia akan merasa kompeten dan termotivasi untuk bisa mengerjakan soal-soal yang lebih menantang.

3. Kebutuhan Keterkaitan (Relatedness)

Kebutuhan ini menunjukkan bahwa kita akan merasa terhubung, dicintai, dan peduli antara satu sama lain. Kebutuhan ini merupakan suatu perasaan yang akan membuat kita merasa bahwa kita adalah bagian dari suatu kelompok yang memiliki hubungan hangat, saling melindungi dan akan saling mendukung.

Contoh: Kita menjadi anggota tim olahraga akan merasa selalu di dukung dan di lindungi oleh rekan satu tim kita, dan kita akan merasa lebih termotivasi untuk berkontribusi pada kesuksesan tim kita.

Solusi dari masalah menunda tugas (Prokrastinasi) yaitu:

  • Mencari makna atau relevansi pribadi dari tugas yang di kerjakan.
  • Menciptakan to-do list belajar yang lebih fleksibel.
  • Matikan notifikasi dan batasi akses ke medsos.
  • Fokus pada progres, bukan pada kesempurnaan.
  • Pilih cara belajar yang sesuai dengan diri sendiri.

Jadi, poin utama dari artikel ini yaitu, bahwa menunda tugas (prokrastinasi) bukan hanya soal malas tetapi juga masalah psikologis kita yang pastinya nanti dapat kita atasi. Maka dari itu, mari refleksikan kebiasaan diri kita sendiri dan mencoba strategi yang disarankan.

Untuk itu, kalian yang memiliki masalah seperti ini, mari kita ubah pola pikir kita terhadap bagaimana cara kita mengatasi prokrastinasi ini. Karena, hal ini juga merupakan proses kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun