Siapa disini yang pernah menunda tugas hingga H-1 pengumpulan? Tentunya pasti banyak yang pernah menunda tugas hingga H-1 pengumpulan. Perlu diketahui bahwa menunda tugas ( Prokrastinasi) merupakan suatu masalah umum yang akan berdampak pada produktivitas dan kesehatan seseorang. Pada artikel ini kita akan kupas alasan di balik prokrastinasi melalui lensa Psikologi Pendidikan khususnya pada Teori Motivasi.
Menunda tugas (Prokrastinasi) ialah bukan hanya sekadar perilaku malas, tetapi perilaku ini adalah perilaku kompleks yang terkait dengan kondisi emosional dan kognitif seseorang. Kenapa? karena hal ini bisa terjadi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor Internal
- Perfeksionisme: ketakutan akan tidak bisa mencapai hasil yang sempurna.
- Tujuan Yang Tidak Jelas: Merasa bahwa tugasnya terlalu banyak atau tidak tahu harus memulainya dari mana.
- Kurangnya Kendali Diri: Masih merasa sulit untuk mengendalikan diri dan masih tergoda oleh hal-hal yang masih mengganggu kita (distraksi).
2. Faktor Eksternal
- Lingkungan yang tidak mendukung.
- Tidak bisa mencapai ekspetasi yang sudah di realistiskan oleh orang lain.
Maka dari itu, dari beberapa faktor diatas kita coba untuk merefleksikan diri berdasarkan Teori Motivasi, yang akan lebih berfokus pada salah satu bagian dari Teori Motivasi, yaitu Teori Penentuan Diri (Self-Determination Therapy) yang berfokus pada sumber motivasi seseorang. Teori ini dikembangkan oleh Edward L. Deci dan Richard M. Ryan. Teori ini memiliki gagasan bahwa seseorang pasti memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang. Kemudian agar pertumbuhan ini bisa terjadi, maka setiap individu harus bisa memenuhi 3 kebutuhan psikologi dasar, yaitu:
1. Kebutuhan Otonomi (Autonomy)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk membiarkan kita bisa memilih keputusan kita sendiri. Karena jika kita bisa merasa otonom, maka diri kita akan cenderung lebih termotivasi dan bisa merasakan bahwa kita sendiri yang terlibat dengan apa yang kita lakukan.
Contoh: Ketika seorang siswa yang diberi tugas esai dan diberikan kebebasan untuk memilih sendiri terkait topik apa yang akan dibahas, maka dia akan lebih termotivasi dengan apa yang akan dia lakukan.
2. Kebutuhan Kompetensi (Competence)
Kebutuhan ini menunjukkan bahwa diri kita mampu dan efektif dengan lingkungan. Jika diri kita merasa kompeten, maka kita yakin dengan kemampuan kita untuk mencapai tujuan. Hal ini melibatkan pengalaman dan penguasaan terhadap tugas.
Contoh: Seorang siswa berhasil memecahkan soal matematika yang sulit, maka dia akan merasa kompeten dan termotivasi untuk bisa mengerjakan soal-soal yang lebih menantang.