Mohon tunggu...
afida
afida Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengutip Jejak Inspiratif "Keluarga Cemara"

25 September 2018   17:47 Diperbarui: 25 September 2018   17:49 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Harta yang paling berharga adalah keluarga

Istana yang paling indah adalah keluarga

Puisi yang paling bermakna adalah keluarga

Mutiara tiada tara adalah keluarga"

Pastinya kita tidak asing dengan soundtrack dari film keluarga cemara. Apalagi anak generasi 90-an. Serial film keluarga cemara diangkat dari sebuah novel cerita anak-anak "keluarga cemara" yang ditulis oleh Arswendo Atmowiloto. Memang cerita dari keluarga cemara ini tidak benar-benar terjadi pada kehidupan nyata, akan tetapi setiap orang yang membacanya bahkan melihat filmnya akan berada di dalam imajinasi cerdas Arswendo Atmowiloto. Namun, dari buku ini kita akan belajar arti sebuah keluarga di dalam kehidupan.

Setiap manusia di muka bumi akan memerlukan sebuah keluarga, sebagai tempat pulang untuk berlindung. Tidak peduli kita mempunyai ribuan bahkan milyaran teman yang kita hasilkan setiap tahunnya. Keluarga adalah harta diatas segalanya. Apa pentingnya keluarga bagi kita?

Tidak semua yang dikatan keluarga itu bercorak utuh dan mendapat kehidupan yang layak seutuhnya. Keluarga bahagia bukanlah keluarga yang tanpa adanya konflik, tanpa masalah. Tentu masalah akan selalu muncul. Tinggal bagaimana kita menyikapi permasalahan yang terjadi.

Seperti halnya pada keluarga cemara. Mulai dari Abah yang awalnya adalah pengusaha kaya raya dan tinggal di jakarta. Akan tetapi usaha yang dijalani Abah tidak berjalan lancar. Sehingga Abah menutupi ganti rugi dengan seluruh harta kekayaan yang selama ini dimiliki. Hanya Emak dan Euis lah yang pernah menikmati kekayaan itu, tidak dengan Ara dan Agil. Lalu, apa yang menjadi permasalahan di keluarga cemara? Yaitu faktor ekonomi. Abah yang mulai banting tulang, tidak pernah pantang menyerah harus menghidupi keluarganya menjadi tukang becak. Tapi tetap ada emak yang tetap setia kepada Abah meski sekarang jatuh miskin. Disamping itu emak juga membantu menopang kebutuhan keluarganya dengan berjualan opak. Keharmonisan keluarga ini juga dapat dilihat dari hubungan antara kedua orangtua dengan anak-anaknya. Anak-anaknya mempunyai pengertian yang sangat tinggi kepada orangtuanya tanpa meminta macam-macam dan sadar akan kondisi perekonomian keluarganya yang berada pada masa-masa sulit. Dalam keseharian yang diwarnai tetes keringat tidak mengurangi rasa sukacita sekalipun dalam kesederhanaan. Mereka tidak kehilangan kebahagiaan.

Dari novel keluarga cemara mengajarkan banyak hal bagi setiap pembacanya. Keluarga cemara mengajarkan bahwa kebahagiaan dapat diperoleh dari hal-hal sederhana. Jika ada keinginan maka ungkapkan, maka kita akan tahu orang-orang yang benar ikut berbahagia tatkala mendapatkan keinginan itu.

Perbedaan antara pribadi satu dengan lainnya tidak dapat dihindari. Selama jangka waktu tidak saling menuntut bahkan menghindar dari masalah yang dihadapi. Permasalahan dari keluarga tentu banyak ragamnya dari hal sepele hingga masalah yang begitu besar. Arti keluarga begitu sangat besar mereka akan menerima dan memenuhi kebutuhan kita. Kebutuhan akan rasa dihargai dan dimiliki. Kita tidak dapat memilih dengan siapa kita berkeluarga, tapi kita dapat mempersiapkan diri untuk mendapatkan cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun