Mohon tunggu...
affan amin
affan amin Mohon Tunggu... Administrasi - IMS

tertarik untuk hal-hal yang menantang, berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Money

Perkembangan Perekonomian Daerah Kota Bandung

28 Maret 2017   20:09 Diperbarui: 4 April 2017   18:23 20967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar belakang

Kota Bandung memiliki peran penting dalam perekonomian Jawa Barat, laju pertumbuhan ekonomi kota Bandung tergolong tinggi, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi jawa barat, nasional, bahkan internasional. tingkat pertumbuhan ekonomi kota Bandung dari tahun 2008-2012 rata-rata sebesar 8,62%, sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,8%. Tahun ini laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung mencapai lebih dari 9%. Menurut ujar Walikota Bandung, M Ridwan Kamil laju pertumbuhan ini bisa dikatan juara dunia, karna Eropa saja hanya mencapai pertumbuhan nol koma sekian, jadi apapun yang di jual di Bandung pasti laku.

Lebih lanjut dikatakan Ridwan, bahwa dirinya punya visi bersama pak Wakil Wali Kota dalam lima tahun kedepan, ekonomi Kota Bandung haruslah ekonomi kerakyatan, artinya kita akan lebih banyak kepada pemanfaatan sistem padat karya.
 Ia mencontohkan apabila ada proyek besar maka harus dapat menggandeng pelaku ekonomi kecil. Dalam visinya Ridwan menerangkan para wisatawan mempunyai pilihan untuk menginap di hotel berbintang atau menginap di rumah-rumah penduduk, sehingga wisatawan bisa merasakan lokalitas dan keramahan warga Bandung, serta makanan asli orang Bandung.

Ridwan melaporkan secara umum pembangunan manusia di Kota Bandung selama kurun waktu 2008-2012 terus mengalami peningkatan. peningkatan tersebut tidak dapat dilepaskan dari hasil kerja keras para unsur pemerintah, swasta, akademisi serta masyarakat. pada tahun 2008, IPM Kota Bandung adalah sebesar 78,33 dan secara perlahan naik mencapai 79,32 di tahun 2012. Jika dilihat dari peringkat angka IPM kabupaten/kota secara nasional sebagaimana dipublish oleh laporan pembangunan manusia indonesia tahun 2011-2012, ditunjukan peringkat kota Bandung mengalami penurunan, hal ini disebabkan terjadinya titik jenuh pada beberapa indeks, terutama indeks pendidikan dan indeks kesehatan, dan daya beli.

Dengan jumlah penduduk yang besar mencapai 2,6 juta jiwa di tahun 2012, mengalami berbagai permasalahan yang banyak dihadapi, Pertama jumlah penduduk berkorelasi dengan jumlah sampah yang dihasilkan, keterbatasan lahan, juga angka kemiskinan yang relatif masih besar meskipun terus berhasil dikurangi, tahun 2008 tercatat warga miskin sebanyak 379.255 jiwa (15,97%), tahun 2012 angka kemiskinan mengalami penurunan menjadi sebanyak 360.578 jiwa (9,09%).
 Namun demikian meskipun mengalami penurunan, harus disadari bahwa angka warga miskin tersebut sangat besar dan perlu kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas untuk mengurangi angka kemiskinan.

  • Rumusan masalah
  • Bagaimana Otonomi Derah di kota Bandung ?
  • Seperti apa perkembangan PDRB di Bandung ?
  • Bagaimana distribusi pendapatan dan kemiskinan di Bandung ?
  • Bagaimana kondisi APBD kota Bandung ?
  • Seperti apa perkembanngan sektor pertanian dan industri di Bandung ?
  • Bagaima pembangunan daerah yang ada di Bandung ?
  • Apa masalah ekonomi yang dihadapi kota Bandung ? dan bagaima solusinya ?

BAB II

PEMBAHASAN

  • Otonomi daerah kota Bandung

Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentag Pemerintah Daerah, pengertian otonomi daerah adalah  wewenang daerah untuk mengatur dan mengrurs sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyebut bahwa konsep otonomi daerah di Kota Bandung diterjemahkan jauh lebih sempurna. Menurutnya otonomi daerah itu tidak hanya memahami yang diamanatkan oleh presiden, tapi diimplementasikan lebih jauh hingga ke tingkat RW. Ridwan Kamil juga menyatakan bahwa tolak ukur otonomi daerah adalah pembangunan terasa merata di setiap penjuru daerah dan pelayanan publik terasa lebih baik.

 Pada  Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-20, tepatnya tanggal 25 April 2016, Ridwan Kamil membacakan sambutan Menteri Dalam Negeri yaang berisi intruksi pemerintah kepada seluruh perangkat daerah untuk mengoptimalkan kinerja dan pelayanan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara-negara lain dalam menghadapi MEA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun