Mohon tunggu...
Affa 88
Affa 88 Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Social Activist, Nahdliyin

Ojo Dumeh, Ojo Gumunan, Ojo Kagetan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sabar Pak Ketum, Jangan Video Call Dulu

9 Juni 2022   08:32 Diperbarui: 9 Juni 2022   09:24 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemenangan mengejutkan Tim Nasional (Timnas) Indonesia di ajang kualifikasi Piala Asia 2023 beberapa saat lalu menjadi pemicu gairah sepak bola tanah air kembali menggeliat. Diremehkan hampir semua media lokal di Kuwait, yang menjadi tuan rumah, tertinggal lebih dulu di menit ke 40, Timnas mampu bangkit dari tekanan dan justru memenangkan pertandingan melalui gol penalty Marc Klok dan goal di babak kedua Rahmat Irianto.

Hasil partai pembuka Grup A ini tentu membuka asa untuk lolos ke putaran final Piala Asia 2023, entah sebagai juara grup atau runner up terbaik. Di atas kertas, Yordania adalah tim paling favorit untuk menjuarai grup ini, sementara Nepal di anggap sebagai tim yang paling mudah dikalahkan. Nyatanya, di pertandingan tadi, Yordania menggebuk Nepal dua gol tanpa balas.

Timnas Indonesia selanjutnya akan melawan Yordania. Yordania jelas diunggulkan, meskipun sebenarnya jika mampu mencuri poin saja, sudah sangat menguntungkan karena partai terakhir (hanya) melawan Nepal. Namun, jika mendapati kekalahan, apalagi telak, akan menimbulkan efek psikologis ketika menghadapi partai penentu melawan Nepal.

Apa yang harus dilakukan? Ada beberapa pihak yang musti menjalani kewajibannya dalam mendukung Timnas ini. Fans harus berada di posisi psimis melawan Yordania. Lho? Iya, beberapa kali ketika Timnas diremehkan dan fans psimis justru mampu tampil trengginas baik saat Piala AFF maupun Sea Games. Namun, ketika fans merasa di atas angin, biasanya hasilnya malah tidak sesuai keinginan. Mode psimis-nya fans sedang dalam tren yang bagus baik fans Timnas maupun Tim Pelatnas Bulutangkis.

Lantas, pihak selanjutnya adalah para petinggi negara khususnya PSSI dan Kemenpora. Mereka harus sabar menunggu hingga dua partai sisa ini tuntas dan memastikan lolosnya Timnas, untuk tampil membuat banner-banner dan video call. Mereka harus membiarkan tim dalam posisi "belum apa-apa", biarkan coach Shin Tae Yong dan jajarannya bekerja. Dukungan kita pada mereka cukup dalam doa semoga mampu melalui dua partai krusial selanjutnya.

Fans di berbagai platform media sosial belakangan memang mengecam gaya dukungan Ketua Umum PSSI, Mochammad Iriawan, terhadap Timnas. Terlebih lagi diketahui bahwa Sang Ketum sedang dalam rangka pencalonan Gubernur Jawa Barat. Akun Tiktok-nya juga dipenuhi oleh konten-konten menarik. Sebenarnya, selama gaya dukungan dengan gaya sendiri tanpa membebani para pemain dan staf tidak jadi masalah, tanpa harus menelepon, video call, dan tiba-tiba datang langsung ke Kuwait.

Mari kita dukung mereka dengan doa tanpa kurang.

Selamat berjuang, kurangi buang-buang peluang.

Yordania bukan tak terhadang, mereka bisa ditumbang.

Pak Ketum boleh riang, tapi tak perlu bertandang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun