Mohon tunggu...
Abu Alfatih
Abu Alfatih Mohon Tunggu... -

Seseorang yang belum menemukan apa yang di inginkan.....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mereka Anti Islam dan Berpaham Komunis

28 Juni 2014   14:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:27 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam tulisan ini saya masih akan bermain dalam isu anti Islam dan Paham Komunis. Mengapa isu ini harus diperhatiakan dikarenakan ini menimbulkan 2 bahaya besar bagi umat Islam dan bagi Indonesia pada khususnya. Waspada dan terus mencari-cari pembuktian akan orang-orang yang memang tidak suka terhadap Islam dan ingin mengibarkan paham komunis sekali lagi di Indonesia mungkin saja ada hubungannya sehingga kita tidak bisa menyepelekan isu ini sebagai angin lalu.

Beberapa hal yang saya pahami bahwa ciri dari mereka yang berpaham anti Islam adalah mereka yang selalu ingin membatasi gerakan-gerakan Islam baik itu dakwah, menjalankan syariat dengan perda syariat dan juga hal-hal lain yang di anggap membuat Islam makin berkembang sehingga perlu dibatasi dengan aturan-aturan yang tidak memihak ke Islam contohnya tidak menyetujui Undang - Undang yang Pro Syariat misalkan UU Ekonomi Islam, UU Pendidikan, UU Perkawinan dan lain sebagainya.

Umat Islam harus berpikir jernih masih banyak orang-orang diluar sana atas nama diskriminasi dan HAM selalu menganggap umat Islam ini bersalah. Padahal tujuan mereka adalah mensekulerkan Islam sehingga umat Islam tidak dekat lagi dengan agamanya dan jauh dari ajaran Islam itu sendiri. Contoh paling nyata dengan pelarangan perda syariat itu sendiri. Tujuan mereka jelas ingin menjerumuskan umat Islam Indonesia kedalam paham sekuler yang menduakan agama demi kepentingan hawa nafus sesaat. Produk perundang-undangan juga dibuat sesuai keinginan hati mereka karena mereka berpolitik untuk keuntungan partai mereka bukan masyarakat.

Kita juga perlu meneliti apakah cara kaum yang beralasan anti diskriminasi ini dan HAM dengan aturan-aturan melarang syariat bagian dari menjauhkan umat Islam dari agama. Apakah dengan cara itu umat Islam tidak mengamalkan lagi syariat sehingga sedikit demi sedikit paham beragama pudar menjadi paham komunis yang di inginkan mereka. Apakah kita mau dibawa sampai langkah kesana.

PKI sejak dulu bermain dengan halus tapi di akhirnya menghancurkan Indonesia secara besar-besaran. Komunis akan melakukan segala cara demi meraup keuntungan dan dukungan pada masyarakat meski dengan berbagai macam kebohongan itu sendiri. Mereka ingin menjadikan diri mereka kuat namun pada saat akhirnya rakyat jualah yang mereka korbankan. Itu terjadi memang dari dulu sampai sekarang. Nampaknya paham komunis ini menjadi bagian isu penting dari bangsa ini karena sudah mulai muncul dan beraninya orang-orang menunjukkan pahamnya sebagai komunis dan berpaham komunis serta bangga menjadi anak komunis.

Ingatlah kita dalam menjadi orang beragama bukan semata-mata inginkan kesejahteraan saja yang bersifat duniawai. Kita sebagai umat islam sudah belajar kehidupan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Oleh karena itu apa bisa kita mendapatkan akhirat sedangkan didunia kita menghalalkan segala cara dan menduakan Allah SWT dengans segala aturan dan ketentuan yang Allah sudah buat. Apakah hidup ini penggalan hawa nafsu yang kita perturutkan sehingga dengan mudahnya kita menduakan agama.


Memilih pemimpin bukan hanya bagus citranya namun melihat siapa dibelakangnya. Memilih pemimpn bukanlah hanya terkenal namun dibelakangnya adalah orang-orang anti terhadap Islam maka sama saja kita membantu merusak Islam itu sendiri. Memilih pemimpin bukan hanya membawa kesejateraan dunia semata tapi mampu menjaga kemaslahatan semuanya baik muslim ataupun non muslim. Memilih pemimpin itu tidak mudah dan jangan tertipu dengan nampak didepan tapi kita harus meniliti sampai akar rumputnya.

Umar Bin Khattab Pernah Berkata :

“Bukanlah orang yang berakal itu adalah yang dapat mengetahui kebaikan dari keburukan, namun orang yang berakal adalah yang mampu mengetahui yang terbaik dari dua keburukan.”

[ Raudhatul Muhibbin,hal 8)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun