Terakhir, artikel ini mengangkat urgensi menjadikan RPL sebagai profesi formal, setara dengan profesi teknik lainnya. SWEBOK, sertifikasi IEEE/ACM, dan upaya kolaboratif sudah berjalan, tetapi masih jauh dari mainstream. Kita butuh licensure, pengakuan publik, dan jalur karier yang jelas. Sama seperti tidak semua orang yang bisa merakit komputer layak disebut insinyur elektro, tidak semua yang bisa ngoding layak disebut software engineer.
***
Setengah abad telah berlalu sejak dunia pertama kali berbicara tentang rekayasa perangkat lunak. Namun pekerjaan kita belum selesai. Justru kini kita berada di titik kritis di mana perangkat lunak mengendalikan hampir setiap aspek kehidupan dan pendidikan RPL harus berada di garis depan memastikan bahwa teknologi ini dibangun dengan tanggung jawab, ketekunan, dan visi jangka panjang.
Artikel ini bukan sekadar refleksi sejarah, melainkan seruan moral bagi kita semua. Jika ingin masa depan perangkat lunak yang lebih baik, kita harus mendidik engineer, bukan hanya programmer.
Referensi
Mead, N. R., Garlan, D., & Shaw, M. (2018). Half a century of software engineering education: The CMU exemplar. IEEE Software. https://doi.org/10.1109/MS.2018.290110743Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
