Mohon tunggu...
Aeres M. Sofida
Aeres M. Sofida Mohon Tunggu... -

mompreneur\r\nhttp://mbafi.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kebenaran Versus Ukhuwwah ?

15 November 2011   00:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:40 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya suka belajar agama, dari berbagai taklim, masjid, buku, media tivi, radio, dan internet. Saya paling suka kajian kesehatan, perdagangan, dan motivasi mencintai Alloh dan Rosul-Nya. Saya tak suka ceramah yang menjelek-jelekkan golongan lain yang notabene masih sama-sama islam, masih bersyahadat, apalagi menghujat pemimpin atau Ulama besar. Saya bukan pengikut Gus Dur atau Soeharto atau Hasan al Banna, tapi kalau mendengar ada orang yang mencaci mereka, hati ini kok nggak rela. Mereka punya karya besar yang sudah terbukti menginspirasi dunia. Sedangkan orang-orang yang menghujat, masih hidup, belum jelas "ending" hidupnya bagaimana.


Tujuan posting ini adalah untuk mengingatkan diri saya, sahabat-sahabat saya, dan semua orang yang sedang belajar dan mengajar, bila kita berbeda janganlah kita langsung melabelkan orang yang berbeda itu dengan cap yang negatif. Kita tak pernah tahu, bisa jadi orang yang kita jelek-jelekkan itu lebih mulia di sisi Alloh. Yuk, intip QS al Hujurat 49 : 11.


“Hai orang-orang yang beriman,janganlah suatu kaum mengolok-olok suatu kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)...”


‎"Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yg paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yg lain, janganlah saling mencari-cari aib yg lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki & janganlah kamu saling membenci & janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yg bersaudara". [HR.Muslim No. 4646]


Kalau pun memang ada sisi negatif dari seorang pemimpin/Ulama, tidak sepantasnya Anda umbar di taklim, di milis, apalagi di media tivi/radio. Ketika Anda membicarakan keburukan orang lain, menyebut nama, ingatlah, jika faktanya benar berarti Anda telah berghibah, namun jika faktanya salah berarti Anda telah memfitnah. Membicarakan keburukan sesama muslim, tidak akan menambah kemuliaan Anda di sisi Alloh, bahkan sama saja memakan daging bangkai saudara sendiri. [QS 49 : 12].


‎"Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia & akhirat..." [an Nur: 19].


Abu Hurairah ra.berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Tidaklah seorang hamba menutupi aib sesamanya melainkan Allah menutupi aibnya pada hari kiamat." [HR Muslim]


Suamiku cerita, dari Habibnya, tentang tingginya level seni berkomunikasi seorang Buya Hamka… Buya Hamka kaan pemimpin Muhammadiyah ya.. Pernah suatu kali.. Berkunjung ke sebuah kompleks NU… Terus beliau dipersilakan menjadid imam pas solat Subuh.. Jreng, jreeeng.. Pas.. Rokaat kedua beliau angkat tangan tuh.. baca Qunut loh.. Selesai solat, umat NU lega … Ga da kasak kusuk, Ga da fitnah, mereka respek nyimak tausiyahnya. Buya Hamka ulama besar, ilmunya tinggi, lebih mementingkan PERSATUAN.


Wahai para Dai/Daiyah yang mulia, ajaklah ummat kembali kepada Alloh dan Rosul-Nya, bukan kepada golongan. Jangan bikin ummat jadi bingung sehingga malah jadi malas belajar mengkaji Islam. Begini salah, begitu salah. Begini bid'ah, begitu bid'ah. Islam itu mudah dan memudahkan, meskipun bukan berarti bisa seenaknya menggampangkan. Saya setuju.


“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.Al-Hujuraat 49: 13)


Fokus peran tanggung jawab para Dai/Daiyah hanyalah sampai pada batas menyampaikan kebenaran ajaran Islam yang sesuai Al Qur'an dan Hadits yang shohih, dengan cara yang baik, penuh hikmah. Hidayah itu milik Alloh, doakan saja semakin banyak ummat yang kembali kepada ajaran Islam. Jika ada perbedaan yang sifatnya furu' (cabang) tetaplah utamakan ukhuwwah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun