Mohon tunggu...
Adriyanto M
Adriyanto M Mohon Tunggu... Freelancer - Easy reading is damn hard writing!

Write as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever. - medium.com/@adriyanto

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Nvidia, dari Raja Game ke Dominasi AI

24 Juni 2023   13:28 Diperbarui: 24 Juni 2023   13:33 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Decrypt

Nvidia baru-baru ini masuk menjadi perusahaan teknologi dengan nilai valuasi lebih dari 1 triliun dolar (setara Rp 15 ribu triliun), suatu klub yang sangat eksklusif. Apple adalah perusahaan pertama mencapai tonggak ini pada tahun 2018. Microsoft dan Alphabet bergabung tahun 2019 dan 2020, kemudian Amazon dan Nvidia mengikuti pada 2023. Meskipun Nvidia bukanlah nama yang akrab di telinga, pada tanggal 30 Mei 2023 Nvidia menambahkan nilai pasar yang mengagumkan sebesar $183,8 miliar (Rp 2,8 triliun) hanya dalam satu hari. Jumlah ini melebihi gabungan nilai beberapa perusahaan lain di industri semikonduktor. Kesuksesan yang luar biasa ini didorong oleh sepak terjang Nvidia dalam mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Mari kita telusuri perjalanan menarik perusahaan pemroses grafis yang tidak terlalu dikenal ini dan kita coba jelajahi bagaimana mereka memanfaatkan tren AI.

Dari Grafis ke AI

Ketika Nvidia didirikan pada tahun 1993, mereka dengan cepat menjadi pemimpin dalam unit pemrosesan grafis (GPU) untuk permainan video. Chip mereka merevolusi pengalaman bermain game dengan memberikan gambar yang lebih tajam dan mulus. Seiring berjalannya waktu, chip Nvidia menjadi komponen penting dalam berbagai produk, mulai dari komputer pribadi hingga mobil dan robot. Namun, titik balik terjadi pada tahun 2006 ketika perusahaan membuka pintu bagi pengembang perangkat lunak untuk melakukan kustomisasi atas GPU mereka. Langkah ini memicu berbagai perluasan, termasuk masuk ke pertambangan mata uang kripto. GPU Nvidia terbukti mampu mengatasi kekuatan komputasi yang besar yang diperlukan untuk menambang kripto, yang menghasilkan peningkatan penjualan yang signifikan. Pada tahun 2020, peningkatan ini mendorong nilai pasar Nvidia melampaui pesaingnya, Intel.

Garis Terdepan Teknologi AI

Meskipun Nvidia menghadapi kemunduran ketika pasar mata uang kripto merosot dan industri permainan merosot, mereka menemukan lahan baru dalam teknologi AI generatif. Pada bulan Mei, permintaan chip Nvidia untuk pusat data yang menggerakkan AI meningkat 14%. Pertumbuhan ini merupakan hasil dari investasi selama satu dekade dalam AI, dimulai dengan keberhasilan chip mereka mendorong jaringan AI pada tahun 2012 dengan AlexNet, sebuah jaringan neural. Chip Nvidia memiliki kemampuan unik untuk melakukan perhitungan kompleks secara simultan, sehingga sangat cocok untuk aplikasi AI. Sementara pesaing di pasar GPU lainnya, seperti Intel dan AMD, kesulitan mendapatkan pangsa pasar yang signifikan dalam komputasi AI, GPU Nvidia unggul berkat keunggulan matematika yang mendasari algoritma chip-nya. Pada tahun 2022, dengan peluncuran ChatGPT dari OpenAI dan demam AI yang menyertainya, harga saham Nvidia melonjak, karena chip mereka menggerakkan sebagian besar aplikasi AI, memberikan keuntungan yang signifikan dibandingkan pesaing.

Keberhasilan Nvidia dan Tantangan Pasokan (Supply Chain)

Keberhasilan divisi AI Nvidia telah menjadikannya pemain utama dalam perlombaan AI, dengan penjualan diproyeksikan mencapai $11 miliar pada tahun 2022, melebihi target Wall Street. Namun, kesuksesan ini juga menimbulkan tantangan dalam rantai pasokan. Permintaan global terhadap GPU Nvidia jauh melampaui kemampuan pasokannya, sehingga sulit diperoleh bahkan dibandingkan dengan obat-obatan yang langka, menurut beberapa sumber. Meskipun perusahaan telah berupaya mengatasi masalah pasokan, sifat manufaktur chip yang kompleks membuat peningkatan skalabilitas secara cepat tidak memungkinkan. Nvidia berhasil mengamankan pasokan yang substansial untuk masa depan, tetapi permintaan yang meningkat sangat pesat tidak mampu diimbangi. Ini juga diperparah dengan peningkatan ketegangan antara AS dan China. Penjualan Nvidia menghadapi potensi implikasi dari persyaratan lisensi chip baru AS untuk China, yang mendorong Nvidia untuk menawarkan alternatif chip kepada pelanggan di China.

Masa Depan

Lonjakan luar biasa Nvidia dalam lanskap AI belum berakhir. Saat booming AI berlangsung, pertanyaannya adalah apakah mereka dapat membangun bisnis yang besar dan berkelanjutan berbasis pada kemampuan kecerdasan buatan tersebut. Meskipun tantangan dalam rantai pasokan dan ketegangan geopolitik menjadi potensi hambatan, dominasi Nvidia dalam komputasi AI menjadikannya kekuatan yang tetap akan berpengaruh dalam membentuk masa depan kecerdasan buatan.

Kesimpulan

Dari awal sebagai produsen GPU untuk game hingga posisinya saat ini sebagai raksasa AI, perjalanan Nvidia sungguh luar biasa. Dengan membuka pintu bagi pengembang perangkat lunak untuk mengkustomisasi chip-nya, Nvidia menjadi pemicu gelombang inovasi yang jauh melampaui industri game. Permintaan yang tinggi terhadap chip Nvidia dalam aplikasi AI telah meningkatkan nilai pasar perusahaan ini, menjadikannya pemain utama dalam klub perusahaan teknologi dengan nilai di atas 1 triliun dolar. Walaupun Nvidia menghadapi tantangan rantai pasokan dan ketidakpastian geopolitik, pengaruhnya dalam lanskap AI diyakini akan terus berkembang, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah bisnis dan teknologi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun