Mohon tunggu...
adriandanuw
adriandanuw Mohon Tunggu... Seorang manusia biasa yang menulis dengan niat yang biasa biasa saja

Seorang manusia biasa yang menulis dengan niat sederhana, tanpa pretensi besar, hanya berbagi pemikiran dan cerita sesuai alur yang mengalir.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Estafet Kepemimpinan Gereja Katholik sebagai Institusi yang Peduli.

9 Mei 2025   17:18 Diperbarui: 9 Mei 2025   17:18 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi AI yang Menggambarkan Estafet Kepemimpinan antara Paus Fransiskus kepada Paus Leo XIV.

Kalau boleh berspekulasi, bisa jadi Leo XIV akan berfokus kepada membangun kekuatan komunitas kecil, dan memperdalam inklusivitas dalam ajaran Gereja Katholik. Ia mungkin akan memperkuat kerja sama budaya, dan agama di akar rumput. Leo XIV hadir untuk menggantikan arah gerak yang diwariskan dari Fransiskus, tapi kembali untuk membangun pondasi yang jauh lebih kuat dengan zaman yang semakin dinamis.

Penutup dan Refleksi Arah Gereja di Masa Mendatang.

Diangkatnya Robert Francis Prevost sebagai Paus Leo XIV menandai keberlanjutan estafet kepemimpinan Gereja Katholik dan pengembangan dari arah yang telah digariskan oleh Paus Fransiskus. Kedua paus tersebut mampu membawa semangat yang sama mengenai keadilan sosial, perlindungan lingkungan dan martabat manusia dengan gaya yang berbeda dan khas.

Paus Fransiskus meninggalkan warisan besar berupa reformasi mental dan struktural dalam Gereja: mulai dari sinodalitas, ekologi integral, hingga dorongan keterlibatan Gereja dalam isu-isu sosial global. Ia membuka ruang refleksi teologis dan pastoral yang menjembatani Gereja dengan dunia yang terus berubah.

Sementara itu, Paus Leo XIV membawa napas baru dari bawah---sebuah pendekatan yang lebih dekat pada realitas komunitas lokal. Ia menawarkan gaya kepemimpinan yang membumi, relasional, dan kontekstual. Kepekaannya terhadap budaya lokal, pengalaman pastoral lintas budaya, dan keberpihakannya kepada mereka yang tak terdengar menjadikannya sosok yang tepat untuk melanjutkan proses transformasi Gereja dengan cara yang lebih mendalam dan praktis.

Pada hari yang akan datang, Umat Katolik dengan penggembalaan Leo XIV mungkin akan diperkuat dengan hal-hal yang bersifat nyata dan serta membangun keadilan sosial dari akar rumput. Hal tersebut usaha dari perwujudan Gereja yang mampu "turun gunung" sebagaimana yang digagas oleh Fransiskus.

Di tengah dunia yang semakin cepat dan berkembang drastis, Gereja Katolik dengan penggembalaan Leo XIV harus dinamis. Hal tersebut akan diwujudkan dengan Gereja yang berjalan bersama umat, sebagai penyejuk, penuntun, penenang dan pengingat bahwa spiritualitas sejati tidak pernah lepas dari tanggung jawab sosial dan kebudayaan. 

Mari kita tunggu dan nantikan gebrakan dan seruan yang penuh pengharapan di zaman yang dinamis dan penuh makna dalam naungan Paus Leo XIV yang bijaksana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun