Warisan Sosial-Budaya Paus Fransiskus.
Imigrasi dan Keadilan Sosial.
Selama lebih dari 10 tahun Paus Fransiskus menjabat sebagai pimpinan tertinggi umat Katolik di dunia secara lebih terbuka dan mampu menawarkan isu yang solutif di tengah kehiruk-pikukan dunia. Sebagai contoh Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata atas peperangan Palestina-Israel. Pada sisi lain, warisan sosial budayanya bukan hanya bersifat simbolik, tetapi juga nyata dalam kebijakan dan dokumen yang membawa perubahan orientasi pastoral Gereja---atau isu yang akan di bahas selama Paus Fransiskus menjabat---Dengan latar belakang sebagai seorang Yesuit dari Argentina, Paus Fransiskus berbicara dari kesaksiannya yang hadir di tengah ketimpangan sosial di Amerika Latin. Ia menjadikan keadilan sosial dan solidaritas terhadap kaum marjinal dan perlindungan lingkungan sebagai inti dari cara orang Katolik masa kini.Â
Paus Fransiskus sebagai simbol hidup paling keras dalam isu imigrasi global selama lebih dari satu dekade. Bagaimana tidak? Dalam berbagai kesempatan, ia selalu mengecap sikap negara adidaya yang menutup perbatasannya terhadap pengungsi dan migran. Baginya, migran bukan ancaman, melainkan sesama manusia yang sedang mencari kehidupan yang lebih baik dari hari ini. Mereka mempunyai insting untuk bertahan hidup, maka hendaknya sesama manusia saling bahu-membahu untuk bertahan hidup bersama. Pada masanya, Paus Fransiskus menegaskan bahwa gereja harus menjadi tempat yang nyaman dan terbuka untuk semua orang yang membutuhkan, bukan hanya membutuhkan spiritual, tapi juga membutuhkan perhatian secara khusus.
Reformasi Ekonomi dan Keadilan Struktural.
Dalam seruannya yaitu "Evangelii Gaudium" dan berbagai seruan penting lainnya, Paus Fransiskus mengkritik sistem ekonomi global yang dinilai merugikan kaum kecil. Ia menggaris-bawahi bahwa sistem kapitalisme yang menguntungkan segelintir orang dan membuat ketimpangan secara jelas. Ia mempromosikan pemikirannya yang bernama "The Economy of Fransesco" yang menggambarkan sebuah gerakan global yang mengajak kaum muda, ekonom, dan wirausahawan untuk merancang sistem ekonomi secara alternatif dan lebih manusiawi.
"Today, a new economy inspired by Francis of Assisi can and must become an economy of friendship with the earth and an economy of peace. It is a question of transforming an economy that kills into an economy of life, in all its aspects."---Paus Fransiskus dalam Event Internasional The Economy of Francesco (2022)
Lingkungan Hidup dan Ekologi Integral.
Salah satu warisan besar Paus Fransiskus lainnya adalah seruannya yang mengajak merawat bumi sebagai "rumah bersama" yang dinamakan "Laudato Si". Bukan sekedar omon-omon belaka, Paus Fransiskus memperkenalkan gagasan ekologi integral dimana krisis ekologi tidak bisa dipisahkan dari krisis sosial, politik dan spiritual. Paus Fransiskus menempatkan Gereja Katolik sebagai pelopor dalam hal pertobatan ekologis. Ia mengajak semua orang tanpat terkecuali, dari semua latar belakang untuk membangun solidaritas lintas generasi demi keberlangsungan hidup planet ini.
Tantangan terhadap Struktur Gereja dan Budaya Inklusivitas Masa Kini.
Paus Fransiskus berinovasi dengan pendekatan dalam pengambilan keputusan gereja dengan prinsip 'sinodalitas ' yaitu dengan mendengarkan, berdialog dan berjalan bersama. Hal ini menjadikan warisan penting dalam upaya Gereja Katolik yang lebih partisipatif, demokratis, dan terbuka terhadap suara akar rumput. Paus Fransiskus juga mendorong pengakuan dan peran kaum perempuan dalam kehidupan Gereja. Ia memang belum membuka jalan bagi tahbisan imam perempuan, namun ia menunjuk perempuan ke dalam posisi strategis dalam Vatikan. Bagaimana ia menekankan perlunya menempatkan perempuan sebagai aktor aktif dalam mewartakan kabar gembira melalui injil. Ia dengan sikap kasihnya mau merangkul kaum LGBTQ+ sebagai bagian dari umat Gereja Katolik serta sebagai sesama manusia, meskipun belum membuka kemungkinan pernikahan sesama jenis.Â