Pandemi yang menjadi momok dunia tahun 2019 lalu tentunya membawa begitu banyak perubahan pada gaya hidup manusia. Pandemi memberikan efek buruk pada sosial budaya, ekonomi, dan yang paling terasa adalah kesehatan. Berbicara tentang kesehatan, kesehatan gigi dan mulut dunia juga mengalami kemerosotan akibat pandemi yang melanda dunia.
Survey yang dilakukan kemenkes pada tahun 2021 menunjukan bahwa penurunan kebiasaan merawat gigi telah terjadi selama masa pandemi Covid-19, di mana 2 dari 5 orang dewasa mengaku tidak menyikat gigi seharian dan ada 7 dari 10 orang menghindar untuk pergi ke dokter gigi (per kemkes.go.id).
Hasil survey ini tentunya sangat mengecewakan, apalagi apabila yang menghindar untuk pergi ke dokter gigi adalah anak-anak. Perawatan gigi dan mulut harus dilakukan sejak dini sebagai langkah preventif terjadinya kerusakan lebih lanjut atau hal-hal buruk lainnya yang tidak diinginkan. Penurunan minat orang tua untuk membawa anaknya ke dokter gigi di masa pandemi patut menjadi perhatian masyarakat.
Akan tetapi, situasi dunia saat ini sudah berubah. Semua orang harus mampu beradaptasi menyesuaikan lingkungan yang dihadapi saat ini, termasuk dokter gigi anak dalam merawat pasiennya. Berbagai protokol kesehatan yang ketat dilakukan untuk memutuskan rantai penularan Covid-19 tidak hanya pada anak-anak, tetapi juga untuk orang tua anak oleh dokter gigi anak. Selain itu, data dari covid.go.id menunjukkan bahwa grafik penyebaran Covid-19 di Indonesia kian menurun dan menunjukan secercah cahaya bagi kesehatan gigi dan mulut anak Indonesia. Lantas, apakah ini saat yang tepat untuk kembali berani mengajak anak Anda untuk kembali periksa ke dokter gigi?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya melakukan wawancara dengan salah satu dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak, yaitu Dr. Sindy Cornelia Nelwan, drg., Sp.KGA(K) atau yang akrab disapa drg. Sindy yang bekerja di Family Dental Care dan merupakan salah satu dosen di Universitas Airlangga, Surabaya.
Apa protokol kesehatan yang diterapkan di klinik dokter untuk memutus penyebaran rantai Covid-19 di masa kini? Apakah terdapat perbedaan prokes saat awal mula pandemi dan belakangan ini?
“Di klinik saya, diusahakan tidak ada pasien di ruang tunggu, jadi semua pasien sekarang harus melalui penjadwalan terlebih dahulu. Kemudian diberikan screening. Pasien lalu diberikan APD seperti headcap danapron. Saya dan perawat juga menggunakan APD level 3 dan semua alat di klinik saya mengikuti standard universal precaution. Ruangan pun juga diberikan UV dan air purifier untuk menambah keamanan pasien. Kalau perbedaan protokol kesehatan, dulu saat awal pandemi, pasien wajib swab antigen dan menunjukan bahwa dirinya negatif 2x24 jam. Untuk sekarang, pasien hanya perlu menyatakan dirinya sudah vaksin 3x.”
Bagaimana pendapat dokter terkait orang tua yang belum berani membawa anaknya ke dokter gigi?
“Sebenarnya itu kembali ke orang tua tentang keputusan untuk membawa anak ke dokter gigi. Akan tetapi, itu tugas kami sebagai tenaga kesehatan untuk meyakinkan orang tua bahwa semua prosedur perawatan sudah aman dan terhindar dari Covid-19.”
Apakah jumlah pasien mengalami peningkatan dari awal pandemi hingga belakangan ini?
“Jumlah pasien meningkat, saat ini hampir sama denagan sebelum pandemi dulu”