Mohon tunggu...
Adrian Akbar Ramadhani
Adrian Akbar Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa jurusan Teknologi Informasi di Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa KKN UMD Universitas Jember Sosialisasikan Program Pengendalian Hama Ramah Linkungan di Desa Bedewang

22 Juli 2025   18:23 Diperbarui: 4 Agustus 2025   21:29 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Kelompok Tani dan Perangkat Desa

Deskripsi BMC (Business Model Canvas):

  • Key Partners: Kelompok tani Desa Bedewang, Pemerintah Desa, serta masyarakat lokal.
  • Key Activities: Penyuluhan, pelatihan, pembuatan alat perangkap hama, pemasangan rubuha, serta monitoring dampak program.
  • Key Resources: Mahasiswa KKN, kelompok tani, bahan lokal (bambu, daun pepaya, kayu), serta fasilitas pendukung dari desa.
  • Value Proposition: Solusi pengendalian hama ramah lingkungan, murah, dan mudah direplikasi oleh petani.
  • Customer Relationships: Kolaborasi langsung dengan petani melalui diskusi, pelatihan, dan partisipasi aktif dalam pelaksanaan program.
  • Channels: Sosialisasi langsung di balai desa, pelatihan di lapangan, serta dokumentasi dan publikasi hasil program.
  • Customer Segments: Petani di Desa Bedewang, khususnya kelompok tani Siungwanoro, Siungnugroh, dan Siungturonggo.
  • Cost Structure: Biaya pembuatan alat, transportasi, konsumsi selama pelatihan, serta biaya administrasi kegiatan.
  • Revenue Streams: Tidak ada pendapatan finansial, namun program ini memberikan manfaat sosial dan lingkungan berupa peningkatan kapasitas petani dan pengurangan dampak negatif pestisida.

Gambar Kelompok Tani dan Perangkat Desa
Gambar Kelompok Tani dan Perangkat Desa
Respon Masyarakat dan Harapan Kedepan  

Koordinator KKN, Hamiz Fuad Elbariq, menjelaskan bahwa program ini dirancang agar mudah diaplikasikan oleh petani secara mandiri, serta berbasis pada sumber daya lokal. 

"Kami ingin program ini tidak hanya bersifat sementara selama KKN, tetapi bisa menjadi bagian dari praktik pengelolaan hama yang berkelanjutan di Desa Bedewang," ujarnya. 

Pejabat Kepala Desa, Pak Lima Ujiana Hadi, menyambut baik inisiatif KKN ini dan menyatakan siap mendukung pelaksanaannya.

"Kami sangat mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN. Masalah hama wereng, tikus sawah, dan siput air memang sudah lama menjadi tantangan serius bagi petani kami. Kami berharap program ini bisa menjadi solusi yang nyata dan berkelanjutan," ujar Pak Lima.

Sementara itu, Bapak Ansori, salah satu anggota kelompok tani, menyatakan bahwa masyarakat siap membantu dalam penyediaan bahan dan tenaga untuk pelaksanaan program.

"Kami siap mendukung penuh program ini. Bahkan kami bersedia menyediakan bahan dan tenaga untuk pemasangan rumah burung hantu dan pembuatan alat perangkap hama," tambahnya.

Dalam sesi diskusi, beberapa petani menyampaikan harapan agar program ini bisa dikembangkan lebih lanjut, termasuk perlunya pelatihan langsung dan rekomendasi lokasi pemasangan rubuha yang strategis.

Kegiatan sosialisasi ditutup dengan penandatanganan berita acara serta foto bersama sebagai tanda dimulainya pelaksanaan program KKN di Desa Bedewang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun