Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tidak Perlu Minder Lagi dengan WNA, Lewat Pertukaran Budaya Saya Makin Bangga dengan Indonesia

20 Januari 2021   19:17 Diperbarui: 22 Januari 2021   13:51 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase Dokumentasi Ketika Saya Mengikuti Pertukaran Pemuda. Sumber: dokumentasi pribadi

Setidaknya sudah dua kali saya bergabung dalam program pertukaran budaya dan pemuda bersama rekan-rekan Warga Negara Asing (WNA) dari mancanegara, yaitu pada 2011 dan 2012.

Pada tahun 2011 Alhamdulillah saya bergabung dalam sebuah proyek di Kota Izmir, Turki di bawah koordinasi sebuah organisasi kepemudaan terbesar di dunia. Project tersebut dinamakan Meet My Friend (MMF).

Setidaknya ada 31 peserta dari lebih dari 20 negara dari 4 benua dunia yang bergabung dalam proyek ini. Proyek ini dilakukan dalam jangka waktu sekitar 6 minggu.

Proyek ini ditujukan untuk mengenalkan tentang adat, budaya, informasi dan hal lainya negara asal seluruh peserta  ke berbagai sekolah di kota Izmir, Turki serta masyarakat dan sesama anggota peserta pertukaran yang berasal dari berbagai negara di seluruh dunia. Dari Indonesia saat itu ada dua perwakilan yaitu saya dan rekan saya Sophie dari Jawa Timur.

Kegiatan utama yang kami lakukan selama program ini adalah membagikan berbagai informasi di beberapa sekolah setingkat SMP dan SMA di Kota Izmir, Turki lalu juga bergabung dalam acara global village dan acara-acara pertukaran budaya lainnya. 

Tidak lupa juga kami kerap melakukan acara santai bersama dengan teman-teman dari seluruh dunia tadi sekaligus melakukan tur keliling beberapa daerah wisata di Turki seperti ke Capadocia, Istanbul, Efesus, dan lain sebagainya. Di dalam program ini kami tinggal bersama hostfamily atau housemate yang merupakan keluarga atau mahasiswa asli Turki.

Sedangkan kesempatan pertukaran pemuda kedua yang saya ikuti adalah pada 2012 saya bersama pemuda-pemudi terpilih lainnya dari seluruh Indonesia Alhamdulillah terpilih mewakili Indonesia di bawah perjanjian koordinasi dan perjanjian Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia dan Minsitry of Gender Equality and Family (MOGEF) Republic of Korea untuk menjadi Duta Pemuda untuk Pertukaran Pemuda Indonesia-Korea Selatan.

Di dalam program pertukaran ini intinya kami seperti menjadi diplomat muda Indonesia melakukan courtesy call ke beberapa instansi pemerintahan di Korea, homestay di rumah warga lokal, pertunjukan seni dan budaya di beberapa sekolah dan tempat pertunjukan dan pastinya mengunjungi beberapa destinasi wisata terkenal di Korea Selatan. 

Setelah Fase Korea, delegasi pemuda Korea pun berbalas mengunjungi Indonesia bersama kami delegasi Indonesia sebagai counterpart-nya. Dan pada 2012 itu kami banyak menghabiskan Fase Indonesia di Yogyakarta dan Jakarta.

MMF Project di Turki. Sumber: dokumentasi pribadi
MMF Project di Turki. Sumber: dokumentasi pribadi
Tidak Merasa Kecil di Depan WNA, Bahkan Bangga Menjadi WNI

Dari kedua momen pertukaran pemuda itu satu hal yang saya merasa sangat bangga memegang paspor hijau berlambang garuda dan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) meski harus beinteraksi dan bekerja sama dengan rekan-rekan Warga Negara Asing (WNA) dari berbagai belahan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun