Suatu kebetulan, saya punya nomer HP 08xx xxxx 8888 dengan harga standar sedikit di atas nilai pulsa. Maklum, dulu beli di counter HP punya teman baik.
Makin lama bagi saya nomer cantik itu makin menyiksa. Makin banyak orang SMS atau telpon, menawarkan nomer cantik untuk keluarga atau pasangan dengan harga yang aduhai, nomer hoki bagi buat penjualnya tapi ga hoki buat yang beli. Atau aneka model ‘gangguan’ lainnya.
Contohnya, SMS penawaran terbaru dari nomer HP 0822 9833 6729, menawarkan nomer cantik yang nomernya sendiri sama sekali tidak cantik. Ditawarkan nomer 08xx xxxx8888 dengan harga 350ribu. Mbok yaaa…dibeli sendiri tuh nomer cantiknya?
Yang sangat mengganggu adalah telpon berulangkali dari nomer telpon 0899 880 36xx dengan ‘xx’ hampir 10 nomer berurutan.
Pria itu cari nama Desiana. Ketika saya katakan, “salah sambung!” Pria itu telpon lagi dan telpon lagi.
Suatu ketika saya minta suami saya yang jawab, “istri saya bukan Desiana”.
Eh, dasar pengangguran, dia tanya balik kepada suami saya, “nah istrinya namanya siapa lhoh?”
Ehlhadalah, mau cari kenalan gadis kinyis-kinyis aja, yang bunyinya ting-ting, bukan mbokdhe-mbokdhe seperti saya, yang cerewet, yang punya keponakan sudah mau nikah!
Tidak berhenti di situ. Makin dijawab, makin seneng nih orang telpon.
Oalah ternyata suara saya yang seperti geledek itu bisa bikin kangen toh?
Akhirnya saya putuskan, saya tidak akan lagi terima telpon yang tidak saya kenal atau belum saya save di phone book. Kalau sudah kenal sana dan penting, ‘kan akan SMS?
Ternyata dunia lebih damai…hehe…
Dan setidaknya saya dapat menghindari penyakit tekanan darah tinggi.