Hunting & Wisata Dalam Rangka Memperingati HUT TNI AU
Berawal salah satu komunitas fotografer yang bekerja sama dengan TNI AU mengadakan lomba foto terbuka untuk umum. Kegiatan dalam rangka HUT TNI AU. Temanya pasti seputar dunia dirgantara. Lokasinya di Halim Perdanakusuma, Jakarta. Di infokan obyek yang bisa di foto.
Tanpa berpikir panjang lagi segera aku merespon ajakan hunting dalam rangka HUT TNI AU. Sebagai penggemar dunia penerbangan termasuk militer, sangat mendapat kesempatan foto pesawat koleksi TNI AU. Selain itu ada juga atraksi. Kesempatan langka. Meskipun tidak memiliki kualifikasi untuk lomba. Udah kalah sebelum perang duluan. Udah minder duluan pasti ngga menang. Tapi paling tidak bisa mendapatkan momen yang aku aku suka selama event lomba.
Tanpa ragu-ragu aku mengajukan cuti. Berhubung salah satu dari tiga hari penyelenggaran lomba di adakan di hari kerja. Tidak peduli hari hari dimana aku mengajukaan cuti kerjaan lagi banyak, demi momen langka harus aku ajukan. Hahaha...kadang prinsip “Kerjaan Jangan Mengganggu Hobi”, harus aku terapkan. Beruntung pimpinan menyetujui setelah aku beralasan ada acara keluarga penting. Bohon dikit ngga apa-apa dech.
Benar saja. Harapan sesuai kenyataan di lapangan. Setelah pendaftaran ulang di salah satu Skadron TNI AU di Halim, kami di persilahkan menuju tempat yang di-ijinkan bagi peserta lomba. Sebelum memasuki area semua tas di periksa. Barang mudah berbahaya mudah terbakar termasuk rokok dan korek api harus di tinggalkan.
Di areal hunting, sudah banyak peserta hunting. Rasanya ada lebih 200 peserta. Kebanyakan memang fotografer. Baik yang sudah profesional maupun amatir macam saya ini. Areal di batasi. Ada beberapa provost yang menjaga mengawasi peserta lomba. Namun aku pribadi tidak merasa takut. Tetap merasa bebas dan asyik-asyik aja di areal militer yang sehari-hari terlarang untuk kalangan sipil.
Iya lah sesuai kondisi. Motret kegiatan hobi yang mengasyikan. Ngga beda dengan wisata, rekreasi. Kebetulan saja kali ini berada di lokasi militer dan obyek yang di foto ber-kaitan dengan militer. Terasa lebih istimewa di banding wisata lainnya karena boleh masuk ke areal yang sangat terbatas hanya kalangan tertentu saja yang boleh masuk. Kalau saja bukan dalam rangka lomba pastilah tidak bisa “leluasa” masuk dan motret.
Ada juga pilot tempur yang menghampiri lokasi lomba, menyapa dan bersedia di ajak ngobrol peserta. Tidak ku sia-sia-kan untuk mengajak foto bareng. Kapan lagi bisa foto bareng pilot tempur yang notabene “orang pilihan”. Iya lah bukan lebay...untuk mengendalikan pesawat tempur pasti membutuhkan intelektual, skill, di atas rata-rata.
Selama 3 hari kegiatan lomba, kami mendapat kesempatan motret pesawat tempur terkini yang menjadi kebanggaan negeri ini. Sebutlah F-16, Sukhoi, pesawat latih. Motret dari dekat hanya berjarak beberapa meter saat di parkir. Hanya saja tidak boleh menyentuh. Ooooowww....sungguh ini kesempatan langka.
Yang seru saat motret atraksi. Konteksnya atraksi tadi adalah gladi resik sebelum hari H yang akan di hadiri para petinggi negeri ini. Pergerakan pesawat tempur saat taxi menjelang take off sampai manuver di udara.
Overall sejumlah atraksi di udara sungguh membuat bangga. Meski katanya sich pesawat tempur TNI AU masih memiliki keterbatasan, saat menyaksikan terbersit rasa kagum akan kemampuan para pilot. Memang peralatan tempur termasuk pesawat tempur milik TNI AU bukan untuk meng-intervensi negara lain. Namun jangan coba-coba menyusup. Kita akan berikan perlawan. Betul...pernah baca berita pilot tempur di tugas untuk menghentikan pesawat asing yang melanggar wilayah negeri ini.
Saat itu armada Amerika yang terdiri Kapal Induk USS Carl Vinson, yang di dampingi sejumlah pengawal berupa kapal perusak dan fregat, masuk wilayah negeri ini. Namun mereka meng-klaim sebagai perairan internasional. Tidak main-main segera di kirim 2 jet tempur yang notabene buatan Amerika.
Gileeee.....di atas kerta bukan lawan sebanding. Meski tidak sampai kontak senjata namun sudah terjadi perang elektronik. Saat itu penerbangan TNI AU menunjukkan keberanian luar biasa meski dengan risiko nyawa melayang. Akhirnya kemungkinan yang lebih buruk berhasil di cegah. Insiden Bawean di selesaikan melalui jalur diplomatik.
Merinding membaca dan menyimak insiden Bawean. Mentang-mentang punya seabrek pesawat canggih, terlihat terlihat arogansi Amerika dalam insiden ini. Bahkan cenderung meremehkan. Namun keberanian pilot tempur TNI AU menjadi catatan penting.
Pertama dengan peralatan yang terbatas namun tidak mengurangi skill bertempur mengendalikan pesawat canggih. Terbukti saat melalukan peralatan saat komunikasi kedua pilot di jamming. Kemampuan menghindari saat kedua F-16 sudah di lock, dalam posisi bahaya. Pilot F-18 Hornet tinggal melepaskan rudal udara-udara. Kedua, menjadi motivasi dan semangat para pilot tempur TNI AU bertindak tegas terhadap penyusup negeri ini khususnya melalui udara.