Akhirnya kami mendarat di Soekarno Hatta Jakarta sekitar pukul 12 siang. Berarti sudah 2 jam “delay” dari rencana pukul 10.10. Kenyang muter-muter sejam lebih di atas daerah Kulonprogo, di ketinggian sekitar 15.000 feet atau 5 ribu meter, wajar bahan bakar pesawat mulai menipis. Pertanyaan kenapa tidak mendarat saja di bandara terdekat seperti di Solo atau Semarang atau Surabaya, bukannya pilot di rencana penerbangan sudah paham. Pramugari Cuma menjawab, “biasanya perintah dari air traffic control”.
Ke Jakarta
“Para penumpang terhormat, kita telah mendarat di bandara Seoekarno Hatta. Selamat datang di Jakarta”. Pengumuman dari awak kabin sama sekali tidak asyik. Kami tidak berharap mendarat di Jakarta. Tujuan kami awalnya adalah Denpasar Yogya.
Setelah mendarat, pesawat taxi, dan berhenti, kami tidak di-ijin-kan turun. Sambil menunggu clearance untuk berangkat lagi ke Yogya, pesawat mengisi bahan bakar. Hiburan selama menunggu di pesawat 2 snack biskuit plus air mineral satu. Ah ngga nendang. Perut lapar. Minta makan ke airline, hahaha....mana mungkin Low Cost Airline ini mau siapain. Problem berat nich.
Setelah sejam menunggu di dalam pesawat, karena tidak ada kepastian sampai berapa lama kami terbang kembali ke Yogya, akhirnya ada pengumuman penumpang di persilahkan turun ke terminal. Lega….karena yang ku-incar adalah mencari restoran untuk mengisi perut. Mahal ngga apa-apa.
Terdampar
Walau kesal dengan kondisi delay begini, sempatkan bergurau. Saya orang Jakarta. KTP asli keluaran kelurahan Pulogadung, Jakarta Timur, seharusnya bisa sekalian pulang.Eiiiittt pun mau jelas tidak bisa. Bagasi tidak bisa di keluarkan. Tidak ada kebijakan Airline untuk mengeluarkan bagasi saya. Kedua, saya sudah booking hotel di Yogya untuk tanggal hari ini, 23 Desember sampai besok. Kemudian, saya sudah pegang tiket Yogya Jakarta status ok untuk tanggal 24 Desember esoknya. Hangus lah jika harus di batalkan.
Yang menarik walau tidak asyik, status penerbangan JT 569 tidak tertera di flight schedule bandara Soekarno Hatta. Itu rutenya Denpasar Yogya. Jadi….??? Yeeeeaaaa…..saya orang Jakarta yang TERDAMPAR di Jakarta…..hahahaha…..
Candaan ini lumayan sedikit menghibur. Teman-teman di media social menanggapi lucu saat saya share “status” saya sebagai orang “terdampar”. Ini pengalaman baru pertama kali. Delay beberapa jam di kota lain pernah. Namun dengan status sebagai orang Jakarta yang “terdampar” di Jakarta baru kali ini.
Setelah semua penumpang turun ke terminal, terjadilah pemandangan yang tidak asyik di lihat. Rata-rata berkerumun menanyakan berapa lama delay, jam berapa berangkat lagi, dll. Terlihat ada beberapa penumpang yang emosi karena mendapat jawaban tidak memuaskan. Saya terpaksa tidak peduli mengingat kondisi perut tidak bisa di kompromi lagi.