Barang sudah dibuka barang sudah dipakai. Pihak merchant sudah dibayar lunas sama pihak pembiayaan. Kontrak sudah mengalir. Bagaimana mungkin bisa menerima barang tersebut. Beda bila itu kredit kendaraan.Â
Pesan buat masyarakat yang mau ajukan kredit di manapun, edukasikan lah diri sendiri. Berhati hati agar tak merugikan diri sendiri.Â
5. Perbesar kapasitas atau perkecil pengeluaran
Mahalnya biaya UKT ditambah kewajiban cicilan lain yang sedang berjalan, kadang memaksa untuk lakukan evaluasi diri atau evaluasi finanaial. Caranya bisa perluas kapaaitas diri atau minimalisir pengeluaran.Â
Sesorang debitur yang anaknya baru masuk kuliah tahun ini, menjalani profesi tambahan sebagai driver ojol selepas pulang kantor. Dari jam 5 sore hingga jam 8 malam. Pemasukan bersih 50 ribu selama tiga jam dikali 20 hari lumayan bisa bantu-bantu di luar gaji kantor. Ada lagi nasabah lain seorang ibu yang mengurangi kebiasaan arisan sosialita dan ngopi ngopi di resto demi menekan pengeluaran lantaran si anak harus bayar UKT. Lumayan bisa dihemat olehnya. Mungkin ini bisa jadi salah dua contoh yang dilakukan para debitur.Â
6. Pendidikan mahal, siapjan dana pendidikan sejak anak usia dini
Meningkatnya biaya pendidikan dari tahun ke tahun adalah hal yang tak bisa dielakkan. Laju inflasi akan bikin semuanya juga ikutan naik. Pemerintah pun tak bisa terus memberi subsidi pada institusi pendudikan. Adalah baik orang tua dan keluarga menyiapkan beberapa tahun sebelumnya dalam bentuk investasi emas, tabungan pendidikan dan lainnya.Â
Kelak saat anak telah kuliah, niscaya ada gunanya. Salah satunya bisa dipakai untuk menalangi mahalnya biaya UKT manakala sang anak kuliah di PTN atau di PTS.
Salam Kompasiana