Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kalau Sakit Jangan Dipaksa Kerja, Ini Pertimbangan yang Perlu Diperhatikan

11 Juni 2021   19:36 Diperbarui: 12 Juni 2021   18:47 2189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tetap bekerja saat sedang sakit. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Just Sharing....

Nggak ada para pekerja yang mau sakit. Namun manakala di tengah beban kerja , kondisi tubuh memberi sinyal bahwa bahwa ada yang kurang sehat di organ dan sistem organ, pilihan yang muncul ada dua. 

Pertama, tetap memaksakan masuk dan bekerja meski menahan sakit. Kedua, berpikir untuk mengajukan izin kerja demi pengobatan dan pemulihan kesehatan. Saya cenderung lebih memilih nomor 2.  

Sejumlah alasan ini menjadi pertimbangan: 

1. Empati

Benar bahwa pekerja harus mengejar produktivitas dan target, tapi memaksakan bekerja dengan kondisi menahan sakit dan nyeri, itu rasanya kurang berempati. 

Makanya bila karyawan itu sendiri yang memaksakan dirinya tetap masuk, meski sudah tersedia izin kerja dan cuti, lebih baik diajukan. Ada hak yang diberikan, gunakan hak tersebut. 

Rasanya tak enak hati juga bila melihat anak buah sakit, atau atasan nya yang sakit,tapi dia tetap bekerja demi mengejar target. Ntar target nya tercapai, tapi dianya makin sakit setelah tercapai, malah lebih tak mengenakkan. 

2. Tak lebih dari 3 hari istirahat 

Lazimnya izin kerja karena sakit maksimal 3 hari. Itu juga waktunya hampir sama bila mengajukan cuti maksimal. Harapannya dalam jangka waktu segitu, si pekerja sudah kembali bugar dan bisa bekerja. 

Toh dengan beberapa hari tak masuk, beban kerja bisa dialihkan pada pengganti lain yang sudah diusulkan dan disepakati dengan atasan dan divisi, baik secara manual atau bila pengajuannya secara sistem. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun