Bayangkan,bila mana BPKB kendaraan atau SHM (Sertifikat Hak Milik) seseorang yang cuma pinjam 5 juta atau 10 juta, lalu setelah dikembalikan, kita lupa agunannya taruh dimana dan kemudian hilang.Â
Atau bisa jadi diketemukan sudah dicorat coret sama anak sendiri atau kena tumpahan sesuatu, bahkan rusak fisiknya. Bisa bisa uang kita yang dikembalikan itu ngga ada artinya.Â
Ganti ruginya lebih mahal Kakak...
Itulah sebabnya saya dulu kalo terima agunan nya nasabah, mesti berdua tanda tangan dulu. Dalam kondisi saya menerima seperti apa dan dia menyerahkan seperti apa.Â
Bila ada cacat, ato rusak, lebih baik dikembalikan.Â
Bahayanya adalah sekian tahun kemudian pada saat lunas dan dikembalikan, nasabah bisa saja menuntut kenapa dikasih dalam kondisi baik menurut dia, tapi dikembalikan dalam kondisi cacat.Â
Itu bahaya Kakak...bisa kemana mana dampaknya. Makanya sistem pengawasan brankas berisi agunan nasabah, sangatlah tertutup dengan petugas internal yang tak boleh dimasukin semua karyawan.Â
Hanya yang tertentu saja. Brankas pun didesain khusus, tahan api tahan panas dan tersembunyi.Â
Barangkali 3 hal ini bisa diantisipasi manakala hendak membantu satu sama lain. Jangan juga jadinya paranoid lalu akhirnya menolah mentah-mentah.Â
Baca juga :Â Bunga Deposito Dana Darurat buat Bayar Asuransi, Serasa Uang Tak Pernah Keluar
Niat membantu itu mulia, karena tak semua orang yang datang meminta bantuan juga punya maksud jahat atau mau menyusahkan yang telah meringankan masalah finansial mereka.Â
Bila memang mau menolong seikhlasnya, dan ada rejeki berlebih, lakukanlah dengan tulus.Â
Tulisan ini mungkin hanyalah sekadar sharing, berangkat dari pengalaman.Â
Salam,Â