Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Warna-warni Berpuasa, Pengeluaran Kok Banyak dan Sungkan Menolak Jamuan

14 April 2021   23:06 Diperbarui: 14 April 2021   23:24 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepengen ini kepengen itu....tapi setelah berbuka ngga habis semua....

Quote di atas itu kata salah seorang rekan perempuan. Di tahun lalu, kala menjalani ibadah puasa, dia kepengen beraneka makanan. Hari ini sop ayam kampung, lain hari sate bakar. 

Besok besoknya ayam bakar pelecing, udang asam manis, lalapan ikan goreng, dan berbagai hidangan lainnya.

"Cuman ngerasain doang...kalo dah masuk mulut, kena di lidah, kok rasanya cepat banget kenyangnya. Setelah itu bisa jadi ngga dimakan semua,' curhat wanita berhijab berusia 28 tahun itu. 

Meski bukan seorang yang muslim, namun dikeyakinan saya juga ada tradisi atau kebiasaan puasa. 

Pernah beberapa kali ikutan maraton doa dan puasa meski durasinya hanya selama minggu, turut juga mengalami apa yang disampaikan rekan kantor itu. 

Ketika berpuasa, rasa lapar kadang membangkitkan minat kepengen nyobain masakan ini, ato merasakan menu makan yang beda. 

Makin dekat jam berbuka, makin memuncah. Akibatnya, kadang meski pun sedikit  lebih mahal dibanding menu harian, tetap dipesan juga. 

Apalagi dulu ketika aktif di komunitas tersebut, bukanya barengan teman-teman. 

Jadi makan di mana, dan makanannya apa beserta harganya berapa, biasanya tak terlalu dipikirkan. 

Kebetulan tinggal di salah satu kota besar, di jaman dulu sebelum pandemi, betapa banyak tempat makan yang asiknya rame-rame. 

Mulai dari yang tipe all you can eat aiias makan apa aja suka -suka loe dah, dengan harga dipatok sekian puluh atau sekian ratus ribu, sampai warung makan laris di tengah kota. 

Mungkin karena masih umuran anak muda, dan sukanya makan sambil sharing dan berkomunitas, jadi ya menikmati aja. Ada kesepakatan tertulis meski kadang juga dibayarin sama yang dituakan secara finansial...hehe. 

Ternyata kapasitas lambung manusia ada batasnya, Mau seenak apapun, sebanyak apapun menunya, tetap saja tak semuanya habis. 

Cicip sebentar, dua tiga sendok  masuk mulut, ditambah nasi dan lauk lain, ya sudah kenyang lah. 

Meski mata kepengen, namun apa daya perut tak satu komando. 

" I am full Bro," kata saya biasanya ketika dipaksa lebih banyak makan lagi karena sudah dibayarkan. 

Sampai sekarang bila ketempat nasabah yang sedang menjalankan puasa, lebih baik ketemu nya sebelum mendekati puasa. 

Karena bila mereka menjanjikan mendekati jam berbuka, terutama nasabah yang ibu-ibu, sudah pasti akan diajak berbuka bersama. 

Nah itu yang biasnaya dihindari. Kerap kali tak bisa menghabiskan semua menu yang disajikan. Padahal saya ngga enak, karena harus menghormati dan ngga enak bila menolak. 

Belum lagi di tiga tahun terakhir, ada sejumlah lauk yang dipantangin karena alasan kesehatan. Susahnya kalo sudah di rumah mereka, rasa sungkan dan ngga enak jauh lebih besar daripada harus menolaknya. 

Apalagi yang sudah kenal dekat seperti sahabat atau orang  tua. 

Cuman demi menghindari yang demikian, terkadang di atur dan di majukan jam ketemuannya, sebelum jam 2 siang..hehe. 

Mungkin ini harga yang dibayar karena pekerjaan juga,jadi nikmati aja...hehe. 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun