Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenangan Manis dengan BJ Habibie

12 September 2019   09:14 Diperbarui: 12 September 2019   10:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : BJ Habibie (Dokumentasi pribadi)

Ini adalah foto kenangan 9 tahun lalu ketika almarhum Pak BJ Habibie menandatangani bukunya "Habibie dan Ainun" sebelum diserahkan ke saya dalam Muktamar V Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di International Convention Center, Institut Pertanian Bogor, pada tahun 2010. 

Ketika itu beliau hadir dalam muktamar itu sebagai pendiri dan Ketua Dewan Kehormatan ICMI, sedangkan saya hanya salah satu anggota MASIKA ICMI, salah satu organisasi pemuda dibawah ICMI.

Ada satu momen yang sangat berkesan bagi saya sampai sekarang, yaitu ketika kami duduk di barisan belakang dekat pintu masuk menunggu kedatangan beliau. 

Setelah menunggu sekian lama, tiba-tiba beliau muncul di depan pintu dengan senyuman khasnya sambil membungkukkan badannya memberi hormat kepada kami yang usianya jauh lebih muda dari beliau. Seketika kami tersentak dan langsung bangkit dari duduk lalu membalas salam dan hormat kepada beliau.   

Sikapnya yang sangat santun, rendah hati dan ramah itu tidak pernah berubah sejak dulu sampai beliau menjadi Presiden hingga akhir hayatnya.

Beliau adalah salah satu tokoh idola saya, bukan semata karena beliau ilmuwan terkenal, pernah menjadi presiden, atau karena berasal dari daerah yang sama dengan saya, namun juga karena karakternya yang santun dan rendah hati. Beliau tidak pernah sombong meskipun sudah pernah menjadi orang nomor 1 di negeri ini. 

 Pandangan beliau yang selalu saya pegang dalam hidup adalah prinsip yang menyatukan IPTEK (lmu pengetahuan dan teknologi) dengan IMTAQ (Iman dan taqwa).  

 Satu lagi, yang mungkin sulit untuk kita teladani, beliau adalah seorang suami yang sangat setia dan romantis. 

 Saya bersyukur pernah bertemu dengan beliau dan belajar banyak tentang kehidupan dan cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun