Pertama, dampak Perang Dunia II. Sejak 1939, serangan Nazi Jerman melemahkan negara-negara kolonial Eropa, termasuk Belanda. Kabar ini memberi harapan baru bagi Nani. Bersama rekannya, Kusnodanupoyo, ia mendirikan wadah perjuangan bernama Komite 12. Pada 23 Januari 1942, Nani dan para pejuang Komite 12 bergerak cepat menduduki fasilitas pemerintahan Belanda, sekaligus untuk pertama kalinya mengibarkan bendera Merah Putih di Indonesia.
Kedua, Nani mendapat simpati luas dari masyarakat, terutama para petani dan kalangan non-priyayi. Lewat perannya di PNI dan Muhammadiyah, serta kemampuannya menyampaikan semangat revolusi, ia menjadi pemimpin yang diidolakan rakyat. Maka ketika momen revolusi datang, rakyat Gorontalo segera bergerak bersama Nani.
Ketiga, kondisi Belanda yang sedang fokus menghadapi ancaman Jepang. Gorontalo adalah wilayah terdekat dari potensi invasi Jepang, sehingga Belanda lebih memilih memperkuat pertahanan di Jawa yang dianggap lebih penting. Akibatnya, saat revolusi pecah di Gorontalo, Belanda tidak mampu memberi perlawanan berarti.
Berkat strategi dan keberaniannya, Nani Wartabone berhasil memimpin rakyat Gorontalo menikmati kemerdekaan lebih awal. Sayangnya, masa itu hanya bertahan lima bulan sejak 23 Januari hingga 5 Juni 1942 hal ini terjadi karena Indonesia bagian barat kemudian diserbu oleh Jepang.
Setelah Indonesia resmi merdeka pada 1945, Nani memilih jalan hidup yang sederhana. Ia tidak menekuni dunia politik, melainkan menjadi seorang petani, membesarkan sembilan anak yang keturunannya hingga kini masih tinggal di Gorontalo.
Atas jasa-jasanya melawan kolonialisme, pemerintah menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 2003.
Kisah Nani Wartabone menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan banyak pihak. Semua memiliki narasi yang sama: penjajahan harus dilawan. Kisah Sang Proklamator Pertama dari Gorontalo ini seharusnya menjadi pengingat bagi generasi muda untuk lebih menghargai, mensyukuri, dan memanfaatkan kemerdekaan yang telah diraih dengan penuh pengorbanan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI