Mohon tunggu...
Aditya
Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sosiologi

Mengharap semua orang senang dengan pikiranmu adalah utopis. Keberagaman pikiran adalah keniscayaan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bakpia dan Eksistensinya Kini

1 Juli 2019   22:07 Diperbarui: 1 Juli 2019   22:17 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakpia Pathok, oleh-oleh khas Jogja.

Bak sebuah mimpi yang menjadi kenyataan ketika aku menginjakkan kaki ku di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Seumur hidupku, inilah perdana aku ke Jawa, kedatangan ku ke Jogja karena ada kegiatan kampus di UGM dan aku mewakili kampusku (Universitas Riau) dalam kegiatan SMNPDN (Silaturahmi dan Musyawarah Nasional Permadani Diksi Nasional).

Bandara yang memiliki corak Jawa begitu kental menyambut kedatanganku. Tidak seperti bandara di Indonesia pada umumnya, bandara Adisucipto ini tetap mempertahankan budaya Jawa pada tiap-tiap sudut bandara dengan berbagai ukiran pada tiang dan patung.

Tiba di Bandara Adisucipto
Tiba di Bandara Adisucipto

Waktu di Jogja menunjukkan telah hampir tengah hari, aku yang telah dijemput oleh paman dan bulek ku mulai bergerak menyusuri jalanan Jogja untuk mencari kuliner yang bisa aku santap sebagai makan siang. Namun sebelum itu kami mampir dulu ke tempat makanan oleh-oleh khas Jogja yaitu Bakpia Pathok 123, yang terletak tidak jauh dari Bandara Adisucipto.

Bakpia Pathok memiliki sejarah panjang dalam perjalanannya menjadi ikon kuliner Jogja, Bakpia sebenarnya bukan berasal dari Indonesia melainkan dari negeri tirai bambu, China.

Di Negara asalnya Bakpia memiliki nama Tou Luk Pia, artinya kue yang berisi daging. Entah siapa yang pertama kali menyebutnya menjadi Bakpia, mungkin lidah orang Indonesia yang lebih mudah menyebut Bakpia ketimbang Tou Luk Pia. Bakpia yang ada di Jogja telah mengalami evolusi dan penyesuaian dengan lidah masyarakat lokal. Dimana Bakpia yang semulanya berisi daging berganti menjadi kacang hijau.

Di Indonesia Bakpia awalnya dibuat oleh keluarga yang berasal dari etnis Tionghoa, bernama Goei Gee Oe. Mulanya Bakpia dibuat sebagai industri rumahan kemudian dijual secara eceran dari rumah kerumah. Bakpia yang dibuat oleh keluarga Goei Gee Oe juga belum memiliki label dan baru dikemas menggunakan wadah makanan berbentuk kotak yang terbuat dari anyaman bambu (besek).

Setelah sekian lama, peminat Bakpia kian meningkat sehingga industri rumahan Bakpia Pathok juga ikut menjamur. Kini Bakpia tak lagi menjualkan dari pintu ke pintu namun sudah membuka toko untuk menjajakan Bakpia.


Aku yakin kalian pada bingung dengan angka yang ada di belakang nama Bakpia Pathok, sebenarnya itu adalah nomor rumah dari rumah si pembuat Bakpia Pathok. Jadi sekarang kalian jangan bingung lagi ya guys.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun