Mohon tunggu...
Aditya Prapanca
Aditya Prapanca Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa.

" اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلَا تَنْظُرْ مَنْ قَالَ " lihatlah apa yg di katakan dan jangan melihat siapa yg mengatakan -Ali bin Abi Tholib-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Krisis Moral Generasi Muda, Apa Solusinya?

2 November 2021   23:43 Diperbarui: 4 November 2021   14:09 7865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tawuran anak SMP di Labuan, Pandeglang, Banten

Kemajuan budaya dan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi ini telah membuat generasi muda lupa akan perannya dalam menjaga dan memajukan NKRI. Hal ini membuat masyarakat Indonesia, terutama generasi terdahulu seperti orang tua, paman, dan guru kita menjadi miris melihat sikap generasi muda sekarang ini. Padahal, para pejuang bangsa terdahulu sudah mengorbankan jiwa dan raganya demi menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa Indonesia. Namun, malah dihancurkan oleh para pemuda dengan perilaku-perilakunya yang seenaknya, tanpa rasa malu, dan tentunya menyimpang dari pancasila. Rasanya urat malu para pemuda kini sudah putus. Mereka merasa bahwa kehidupan ini penuh dengan kebebasan dan berjalan gitu saja tanpa ada ups and down. 

Beberapa perilaku menyimpang yang cukup sering dilakukan oleh pemuda di Indonesia seperti tawuran, seks bebas, narkoba, minuman keras dan sebagainya. Hal tersebut seolah-olah sudah menjadi gaya hidup pemuda sekarang ini. Memang perilaku-perilaku diatas merupakan sesuatu yang umum di luar negeri. Namun, karena begitu cepatnya segala informasi yang kita dapat dari internet, budaya-budaya yang menyimpang tersebut langsung dicerna oleh pemuda di Indonesia tanpa memikirkan efeknya akan seperti apa di kemudian hari. Selain itu, lebih parahnya lagi, perilaku menyimpang di atas bukan hanya terjadi di kalangan pemuda seperti mahasiswa dan anak SMA. Adik-adik dari SMP bahkan SD pun ada beberapa yang melakukannya. Tentu hal ini sudah sangat melampaui batas dan sangat disayangkan bagi mereka yang seharusnya belajar sungguh-sungguh dan raih prestasi sebanyak-banyaknya, malah ikut terpengaruh dengan hal buruk seperti ini.

            Selain perilaku menyimpang diatas, ada hal yang juga sangat sering pemuda jumpai dalam circle pertemanan, yaitu sifat hedonisme dan materialisme. Paham seperti ini sering saya jumpai dalam circle pertemanan saya, ditambah lagi di era globalisasi ini, sifat materialisme makin berkembang dan membuat seakan-akan paham ini dijadikan patokan dalam mencari pertemanan. Mereka yang memiliki paham seperti ini lebih mengedepankan gengsi, sehingga cenderung melihat seseorang hanya dari sisi hartanya saja. Hal-hal seperti ini tak bisa dianggap remeh, karena dapat merusak moral generasi penerus bangsa, yang mana jika salah satu dari mereka termakan gengsi, dia akan melakukan segala cara hanya agar tidak dianggap rendah dalam circle pertemanannya. Begitu juga dengan sifat hedonisme, para pelajar sekarang ini sudah menjadikan sifat ini sebagai orientasi kehidupan mereka. Tujuan mereka sekarang hanya memikirkan kesenangan, kemewahan, dan terus menciptakan kebiasaan buruk. Bahkan beberapa dari mereka rela menghilangkan kehormatannya hanya demi mempunyai barang mewah dan kesenangan semata. Jika hal-hal seperti ini terus berlanjut bahkan menjadi doktrin, maka terkikislah tujuan bangsa yang seharusnya mencerdaskan kehidupan bangsa, malah merusak kehidupan bangsa.

Ini merupakan masalah krisis moral bagi bangsa Indonesia. Krisis moral generasi muda harus diatasi sesegera mungkin, jangan sampai hal ini dianggap sepele. Jika tidak segera diatasi, hal ini akan mengancam keutuhan NKRI dan dapat mempengaruhi anak-anak kecil yang sekarang ini banyak mengikuti kebiasaan remaja. Bagaimana Negara ini akan maju jika generasi mudanya seperti itu. Ada banyak faktor yang mempengaruhi krisis moral pemuda yang terjadi saat ini. Seperti kurangnya  pembinaan moral sejak dini dari orang tua, pendekatan terhadap nilai agama yang kurang, lingkungan sekolah, pertemanan, keluarga dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, semua komponen negara baik pemerintah maupun masyarakat harus ikut berperan aktif dalam mengatasi masalah ini.

Maka, solusi apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini?, karena saya merupakan salah satu generasi muda juga, berikut pendapat saya mengenai tiga langkah yang sekiranya dapat meminimalisir krisis moral bagi generasi muda kedepannya. Pertama, kita harus waspada dan selektif dalam segala arus globalisasi yang terjadi saat ini. Maksudnya adalah kita harus bisa memilih mana budaya yang dapat kita serap dari luar yang memang bisa memajukan bangsa Indonesia kedepannya sesuai dengan pancasila tentunya. Karena sebenarnya globalisasi bisa ditinjau dari dua arah, yakni hal positif dan hal negatif. Hal positifnya adalah memudahkan kita untuk mendapatkan segala informasi dari berbagai sumber dan negatifnya adalah dapat menghilangkan jati diri bangsa karena terlalu banyak budaya yang masuk. Oleh karena itu sangat penting bagi generasi muda untuk bersikap pintar dalam menghadapi arus globalisasi saat ini. Kedua, pembinaan moral oleh orang tua yang harus dilakukan sejak dini. Peran orang tua dalam mengatasi krisis moral pemuda itu cukup penting, karena sosok mereka lah yang akan memberikan  pendidikan serta pemenuhan hak-hak anaknya untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi masing-masing, agar karakter anak dapat terbentuk mulai dari kecil hingga di masa yang akan mendatang, mereka akan tumbuh menjadi penerus bangsa yang berakhlak. Ketiga, yang tak kalah penting yaitu meningkatkan keimanan diri. Iman secara isitilah yakni mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati, dan mengamalkan dalam perbuatan.  Kualitas keimanan seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya. Dengan segala perilaku menyimpang para pemuda seperti yang saya paparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kurangnya keimanan dan ketaqwaan para pemuda  saat ini terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Seperti yang saya katakan di awal, bahwa generasi muda saat ini berperilaku seenaknya tanpa rasa malu. Padahal sifat malu merupakan ciri khas akhlak dari orang beriman. Logikanya, orang yang memiliki sifat malu, maka setiap kali melakukan kesalahan, dia akan menyesali perbuatannya karena malu. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki rasa malu, dia akan cuek saja terhadap apapun yang dia lakukan, walaupun itu berdampak terhadap orang disekitarnya. Maka dari itu, sebagai generasi muda yang akan memegang bangsa ini kedepannya, kita harus berusaha menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, agar kedepannya kesatuan dan keutuhan bangsa dapat terjaga dengan  dipegangnya oleh generasi muda yang beriman.

Pada intinya, krisis moral generasi muda ini harus segera diatasi. Karena mereka lah yang akan menahkodai bangsa ini kedepannya. Mereka memegang peran besar bagi bangsa ini. Mereka dituntut untuk bersatu dan menjadi agent of change untuk menuju perubahan ke arah yang lebih baik lagi dari generasi sebelumnya. Pembinaan ideologi bangsa dan wawasan kebangsaaan semaksimal mungkin harus ditanamkan sejak dini, guna menyiapkan SDM yang cakap dan tangguh untuk melawan tantangan-tantangan kedepannya. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari pemerintah dan masyarakat agar generasi muda ini dapat menjaga kutuhan dan kedaulatan bangsa Indonesia.

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bela Negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun