Terus bagaimana caranya supaya kita bisa menyaring informasi yang benar mengenai metode medis apa pun yang tersebar di internet? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk menyaring informasi metode medis yang benar dan terhindar dari pseudosains. Kamu simak baik-baik, ya, Pahamifren!
Berhati-Hati Dengan Pernyataan yang Bombastis
Pseudosains biasanya menggunakan pernyataan atau klaim yang bombastis, yang belum tentu benar, untuk menarik perhatian masyarakat, agar masyarakat percaya kalau pernyataan tersebut benar. Sementara sains selalu berdasarkan bukti dan penelitian ilmiah. Misalnya dalam kasus Hadi Pranoto, ia mengklaim kalau cairan antibodi COVID-19 temuannya dapat menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus korona hanya dalam dua atau tiga hari. Tentu saja klaim ini sangat berlebihan, karena faktanya perawatan pasien yang terinfeksi virus korona membutuhkan waktu dua sampai tiga minggu. Itupun bergantung pada kondisi pasien tersebut kritis atau tidak.
Mencermati Maksud dan Tujuannya
Langkah kedua yang dapat kamu lakukan adalah mencermati maksud dan tujuan dari informasi yang kamu terima. Bila informasi tersebut memang berdasarkan sains, maka informasi tersebut akan berfokus untuk membantu manusia mengembangkan obat yang dapat menyembuhkan suatu penyakit tertentu. Sementara pseudosains biasanya lebih berfokus pada penjualan obat atau objek yang dianggap mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit sekaligus. Misalnya, terapi magnetik dan terapi kristal atau bebatuan biasanya berfokus pada penjualan produk aksesoris seperti cincin, gelang, atau kalung kesehatan yang bernilai jutaan.
Melihat Bagaimana Informasi Tersebut Menghadapi Tantangan
Pseudosains tidak menyukai informasi-informasi yang bertentangan dengan klaim-klaim mereka karena dapat meruntuhkan klaim-klaim mereka tersebut. Sementara sains justru akan suka pada tantangan dan akan menghadapi tantangan tersebut. Bahkan dalam setiap penelitian, sebelum penelitian tersebut dilakukan, para peneliti sudah mencari kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat mematahkan ide penelitiannya, sehingga hasil penelitian mereka nanti hasilnya sudah ketat validitasnya.Â
Oleh karena itu, bila ada pseudosains yang didasarkan pada penelitian, maka penelitian tersebut biasanya hanya sedikit, tidak konsisten, dan memiliki bias peneliti. Misalnya, pada terapi magnetis ada salah satu penelitian yang populer, yaitu penelitian Baylor College of Medicine pada tahun 1997. Hasil penelitian tersebut menyebutkan kalau terapi magnetis dapat meredakan nyeri. Namun, hasil penelitian tersebut dapat diperdebatkan karena kedua doter yang terlibat dalam penelitian tersebut, menyebutkan kalau mereka sudah membuktikan khasiat terapi magnet dapat meredakan nyeri lutut mereka sebelum penelitian dimulai. Di kalangan ilmuan, penelitian semacam ini justru akan menimbulkan keraguan atas objektivitas peneliti yang bersangkutan.
Apakah Informasi Tersebut Terbuka Pada Kemungkinan Untuk Salah?
Kamu juga dapat mempertanyakan apakah informasi yang kamu dapat terbuka pada kemungkinan untuk salah atau falsibilitas. Hal ini penting untuk dipertanyakan karena hasil penelitian sains selalu terbuka akan kemungkinan hasil penelitian tersebut salah. Jadi, seandainya di kemudian hari ada penelitian baru mengenai penelitian yang sudah dilakukan dan hasilnya menunjukkan hasil penelitian sebelumnya ada kesalahan, maka penelitian terbaru tersebut akan menggantikan ide penelitian sebelumnya yang terbukti salah. Sementara pseudosains seringkali hanya berdasarkan pada klaim-klaim fantastis, tapi tidak ada bukti penelitian yang mendukung. Kalaupun ada laporan-laporan positif mengenai pseudosains, biasanya laporan-laporan tersebut tidak berdasarkan penelitian ilmiah serta tidak konsisten.Â
Mengecek Penelitian yang Terkait dengan Suatu Informasi
Nah, ini langkah yang paling penting untuk kamu lakukan saat kamu menerima informasi yang berkaitan dengan metode medis tertentu. Kamu harus mengecek penelitian yang berkaitan dengan metode medis tersebut, bukan hanya mengeceknya dari berita-berita yang beredar di internet saja. Karena apabila suatu metode medis sudah dijurnalkan, metode tersebut sudah diuji secara akademis.Â
Nah, sekarang kamu sudah paham, kan, apa itu pseudosains dan bagaimana cara menyaring informasi yang benar? Semoga artikel ini membantu kamu terhindar dari pseudosains yang tidak benar, ya!