Pengenalan keuangan dasar sejak dini penting dilakukan untuk membekali anak dengan pemahaman tentang cara mengelola uang. Oleh karena itu, materi tentang kebutuhan dan keinginan diberikan kepada siswa sekolah dasar dengan metode yang sederhana dan menyenangkan, seperti permainan edukatif dan kegiatan membuat celengan.
Penerapan literasi keuangan melalui aktivitas bermain dan membuat celengan telah terbukti mampu meningkatkan pemahaman anak terhadap manajemen uang. Anak-anak diajak mengenal pentingnya menabung, memprioritaskan pengeluaran, serta memahami perbedaan mendasar antara kebutuhan dan keinginan. Proses belajar dilakukan melalui diskusi aktif, simulasi sederhana, dan berbagai jenis permainan edukatif yang dirancang khusus. Salah satu kegiatan yang menarik adalah membuat celengan dari barang bekas, kemudian dihias sesuai dengan daya imajinasi masing-masing siswa. Kegiatan ini bukan hanya mengajarkan kebiasaan finansial yang baik, namun juga mengasah kreativitas.
Tak hanya permainan, mahasiswa juga menyisipkan media celengan edukatif sebagai alat bantu pembelajaran. Celengan yang digunakan dibuat secara kolaboratif oleh tim KKN dan teman mahasiswa lainnya, dengan tiga kompartemen: kebutuhan, keinginan, dan tabungan.
Siswa diminta untuk mensimulasikan pengelolaan uang jajan mereka menggunakan celengan tersebut. Mereka belajar bahwa uang yang mereka miliki tidak bisa langsung dihabiskan, tetapi harus dibagi sesuai prioritas. Celengan ini menjadi sarana nyata yang membuat konsep menabung dan memprioritaskan pengeluaran lebih mudah dipahami.
Dampak dari pendekatan ini dirasakan secara langsung oleh siswa maupun guru. Anak-anak menjadi lebih aktif, terlibat, dan bangga dengan inovasi celengan ciptaannya. Mereka menunjukkan peningkatan kemampuan memilah antara kebutuhan penting dan keinginan, hingga berani berdiskusi dan membuat rencana tabungan sesuai target. Program ini juga mendapat tanggapan positif dari orang tua yang melihat perubahan nyata pada kebiasaan anak dalam mengelola uang saku sehari-hari.
Tak hanya melatih logika, permainan ini juga membangun fondasi nilai hidup yang penting. Anak-anak mulai mengenal konsep skala prioritas dan belajar menunda kesenangan demi hal yang lebih bermanfaat. Nilai ini menjadi bekal berharga yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti ketika menerima uang saku atau menghadapi pilihan belanja sederhana. Melalui proses sederhana ini, anak belajar bahwa menjadi bijak dalam memilih bukan hanya urusan orang dewasa, melainkan bisa dimulai sejak usia sekolah dasar.
Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, tapi juga menggugah pemikiran kritis anak. Banyak dari mereka awalnya berpikir bahwa semua yang mereka sukai adalah kebutuhan. Tapi setelah diskusi bersama teman-teman, mereka mulai menyadari bahwa kebutuhan adalah sesuatu yang penting dan mendesak, seperti alat tulis dan makanan, sementara keinginan bisa ditunda.