Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hikikomori Vs Isolasi Mandiri (Di Rumah Saja)

27 April 2020   06:55 Diperbarui: 27 April 2020   06:49 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hikikomori. Tradisi mengurung diri , yang ada di masyarakat bangsa Jepang. Khususnya generasi mudanya. Mereka mengurung diri di rumah. Menarik diri dari kehidupan sosial. Mengasingkan diri karena merasa gagal. 

Gagal membuat bangga orang tuanya. Gagal membuat prestasi. Gagal masuk perguruan tinggi favorit. Bisa juga karena gagal di seleksi masuk kerja di perusahaan terbaik. Mereka malu. Kegagalan adalah aib. Dan akhirnya mengurung diri di dalam kamar. Dan tidak keluar rumah . Dalam jangka waktu lebih dari enam bulan.

Pandemi Corona, yang sedang terjadi sekarang ini, juga melahirkan hal yang mirip dengan hikikomori. Yaitu tinggal di rumah saja. Diam di rumah lebih baik. Melakukan isolasi mandiri untuk mengurangi kontak dengan orang lain. Semua hal diusahakan sebisa mungkin dilakukan di rumah . Bekerja dari rumah. Belajar di rumah. . Bahkan beribadah pun dikerjakan di rumah.

Ada banyak kesamaan antara keduanya. Sama sama harus tinggal di rumah. Sebisa mungkin menghindari kontak. Apalagi dengan orang asing. atau orang yang berasal dari zona merah. Atau punya riwayat perjalanan dari zona merah. 

Yang membedakan adalah kalau Hikikomori dilakukan secara sadar. Secara sukarela. Atas kesadaran dan kemauan sendiri. Sebagai bentuk tanggung jawab atas kegagalan. Kegagalan membuat bangga .Kegagalan membuat prestasi

Sementara isolasi mandiri atau di rumah saja, disebabkan oleh keterpaksaan. Ada rasa tidak rela. Ada rasa tidak terima. Kalau bisa , tidak perlu ada anjuran diam di rumah saja atau isolasi mandiri. 

Itu menyiksa. Itu penderitaan. Harus tinggal di rumah, menjauhi segala kegiatan yang selama ini menjadi rutinitas di luar. Yang lebih berat lagi, adalah ketika harus di rumah, pendapatan tidak ada . 

Atau perusahaan tempat bekerja hanya memebayar setengah gaji yang biasa diterima. karena aktifitas perusahaan tidak berjalan penuh . . Sementara menunggu bantuan sosial tidak juga kunjung sampai. Makin lengkaplah penderitaan.

Tetapi, kalau melihat dari sebab atau akar masalahnya sama. Yaitu kegagalan. Kalau hikikomori adalah kegagalan pribadi, atau perorangan . Sementara diam di ruamh atau isolasi mandiri karean corona diakibatkan kegagalan bersama. 

Kegagalan seluruh umat manusia. Ini harus diakui secara jujur oleh umat manusia. Bahwa ummat manusia telah gagal. Gagal dalam membuat prestasi mencitapkan lingkungan yang baik untuk kehidupannya sendiri. 

Kehidupan anak cucu. Kehidupan Generasi bumi. Karena corona muncul , karena manusia gagal mengelola alam. Dan gagal mewariskan lingkungan atau bumi yang ideal bagi anak cucu nanti.

Banyak kegagalan yang telah ditunjukkan oleh umat manusia. yang langsung atau tidak langsung, berperan dalam memunculkan virus virus baru yang mengakibatkan berbagai macam penyakit baru. . yang disebabkan mutasi virus . 

Ada beberapa hal yang bisa dijadikan contoh , Kegagalan manusia dalam menjadikan bumi sebagai tempat yang baik buat kehidupan. Bumi yang tidak mendatangkan berbagai penyakit. 

Pertama, manusa gagal mengendalikan keinginannya untuk mengeksploitasi alam. Alam dieksploiasti besar besaran tanpa batas. Tidak mempedulikan daya dukung dan keseimbangannya. 

Banyak habitat alam yang terganggu kelestarian dan keseimbangannya. Akhirnya banyak binatang dan juga virus., yang kehilangan habitat aslinya. Dan mereka akhirnya mencoba mencari habitat baru. Dan virus dalam hala ini ,salah satunya adalah mencoba masuk ke tubuh manusia. 

Yang kedua adalah manusia , gagal mengendalikan nafsunya terhadap kesenangan. Dan memeunhi apa tuntutan sang kesenangan itu. Kesenangan yang di dapat dari hewan liar , Baik untuk kepentingan dipelihara atau dikonsumsi. 

Mereka tidak cukup hanya dengan memenuhi yang biasa biasa saja dipelihara dan dkonsumsi . . Umat manusia maunya yang baru , ekstrim dan menantang. 

Dan yang ketiga adalah manusia juga gagal, mengendalikan sifat ingin tahunya dalam bidang science . Mereka terus saja melakukan ujicoba di laboratorium . Terhadap apa saja. 

Setiap eksperiman hanya berdasar sesuatu itu mungkin dilakukan atau tidak mungkin dilakukan. Karena itulah dasar pemikiran science. Tidak mempertimbangkan sesuatu itu sesuai atau tidak dengan norma norma kebaikan universal dan juga norma-norma agama.Dan apa benfit atau manfaat bagi umat manusia.

Jelas Virus Covid 19 tidak perlu memaksa warga dunia, harus melakukan hikikomori massal. Umat manusia hanya perlu menyesali kesalahan dan kegagalanya . Kejadian pandemi ini harus menyadarkan manusia untuk melakukan sesuatu . Dan mengembalikan bumi ini agar menjadi ramah kembali bagi penghuninya. 

Dengan memperbaiki kegagalan yang telah dilakukan. Semoga tidak harus menunggu enam bulan, untuk membebaskan bumi dari virus corona. Tetapi dibutuhkan waktu yang lama, dan harus terus menerus agar bumi menjadi tempat nyaman ditinggali tanpa memunculkan kekhawtiran penghuninya akan munculnya penyakit-penyakit baru atuapun lama. yang mengakibatkan pandemi. . Dan juga membuat bumi, menjadi warisan yang didambakan bagi anak cucu nanti. Dan itu membutuhkan kesadaran seluruh penduduk bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun