Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Corona, Nasib dan Akal Manusia

26 Maret 2020   05:25 Diperbarui: 26 Maret 2020   05:46 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dengan akalnya, manusia bisa membuat pilihan yang paling baik bagi kehidupannya. Namun Tuhan tidak membiarkan akal manusia ini, berjalan di ruang kosong. Harus ada tempat bagi akal untuk membumi di dasar hati. Maka dilengkapilah dengan hukum alam. Hukum alam inilah yang menuntun manusia agar mencapai manfaat dalam kehidupannya.

Dan hukum alam inilah sebagai wakil kehadiran Tuhan di dunia. Dan tidak seharusnay tidak ada dikotomi hukum alam dengan hukum Tuhan. Karean Hukum alam ini juga merupakan hukum Tuhan yang berlaku di dunia. 

Dengan hukum lam inilah semua keteraturan alam ini tercipta. Jadi tidak ada previlage atau hak istimewa , bagi orang yang paling sholeh atau atau paling baik menurut agama, terus bisa terlepas dari hukum Alam. Dan kebal terhadap serangan virus.

Dan fakta fakta sebaran virus corona,di luar China baik di Korea ataupun di negara negara Asia Tenggara termasuk Indonesia ternyata dari kegiatan kelompok keagamaan. Yang identik dengan orang yang dekat dengan Tuhan. 

Di Korea cluster penyebaran corona dari salah satu kelompok jemaat gereja. . Sementara cluster penyebaran virus corona di negara -negara Asia Tenggara berasal dari jemaat yang habis menghadiri acara besar keagamamn yang diadakan di Kuala Lumpur Malaysia. Yang dihadiri puluhan ribu orang.

Dan sejarah dunia, telah mencatat bukti itu . Tidak ada peristiwa dalam sejarah, yang terjadi bisa lepas dari Hukum alam ata hukum Tuhan di dunia.Tidak ada musibah atau wabah yang terjadi , diselesaikan hanya dengan pasrah dan berdoa di tempat suci. Atau dimintakan doa orang suci saja. Bahkan ketika orang suci itu selevel Nabi. 

Ada sebuah kisah dalam sejarah ummat islam, yang terjadi ketika ada wabah pada jaman Pemerintahan khalifah Umar bin Khatab. Pada saat mau mengunjungi pasukannya di wilayah Syam, yang sedang terkena wabah, Tapi setelah mendapat masukan dari para penasehat Umar memutuskan kembali ke Madinah . 

Ketika Pemimpin pasukannya di daerah Syam tersebut , mengatakan : " Wahai Umar kau lari dari takdir Tuhan ? .. Maka khalifah Umar menjawab, " Ya lari dari takdir Tuhan yang satu menuju takdir Tuhan yang lain "

Akhirnya, jalan terbaik untuk mengatasi pandemi virus corona, manusi harus bisa memposisikan , akal pada tempatnya. Tidak menempatkan nasib sebagai penghalang akal membuat pilihan yang terbaik. 

Dan bila sudah membuat langkah terbaik berdasarkan akal yang bersih . Kemudian berdoa dan mendekat kepada Tuhan semaksimal mungkin yang bisa dikerjakan tanpa membahayakan diri sendiri dan orang lain , maka tinggal menunggu hadirnya nasib baik dan Takdir Tuhan untuk kehidupan manusia. Yang pasti Tuhan tidak perrnah salah. Dan Tuhan adalah sebaik baik pembuat perhitungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun